REGIONAL, TASIKMALAYA: Gubernur Jawa Barat menilai Kota Tasikmalaya termasuk salah satu dari tiga daerah yang mempunyai predikat rendah dalam penerapan Protokol Kesehatan (Prokes).
Hal tersebut diungkap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berdasarkan data dari Satgas Covid-19 per tanggal 15 Januari 2021.
Berdasarkan data itu, terdapat tiga daerah yang tidak patuh dalam menerapkan prokes 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) yakni, Kota Depok, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut.
Namun, daerah yang dianggap paling tidak patuh dalam menjalankan prokes yaitu Kota Depok dengan nilai 55,07 persen.
Selain itu, tiga daerah dengan kepatuhan memakai masker terendah diantaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran.
Penerapan Prokes Menjadi Peringatan Keras
Menanggapi hal tersebut, Plt Walikota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, Kota Tasikmalaya sudah termasuk predikat paling rendah penerapan prokes menjadi peringatan keras.
“Penerapan prokes 3M harus selalu diutamakan. Nilai ini menjadi peringatan keras bagi warga akan bahaya penyebaran wabah covid-19 di Jabar,” kata Yusuf.
Yusuf meminta kepada seluruh warga Kota Tasikmalaya untuk selalu patuh dan tidak kendor dalam penerapan protokol kesehatan saat pandemi corona selama ini.
“Pengumuman itu bagus publikasikan, supaya warga mendapatkan peringatan keras. Tidak menjalankan prokes dengan baik, akan membahayakan diri sendiri,” terangnya.
Maayarakat Harus Sadar Penerapan Prokes
Dengan adanya pengumuman tersebut, diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat Kota Tasikmalaya terkait penerapan protokol kesehatan.
“Mudah-mudahan dengan ada ini, tingkat kesadaran masyarakat meningkat,” ujar Yusuf kepada wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Selasa (19/1/2021).
Dalam menerapkan 3M di lingkungan masyarakat, pihaknya bersama gugus tugas akan terus menjalankan kegiatan sosialisasi dan edukasi pada warga.
Kondisi saat ini, terutama Kota Tasikmalaya sudah menunjukan penurunan kasus menjadi zona oranye, setelah angka kasus covid-19 mengalami penurunan dari angka aktif 900 orang kini menjadi 400 orang.
Kunci utamanya adalah berkurangnya kerumunan orang dan meningkatnya pemakaian masker.
Kesadaran masyarakat menjadi salah satu kunci utama guna menekan penyebaran pandemi corona.
“Kesadaran masyarakat menjadi kunci utama pemutus mata rantai penyebaran wabah covid-19,” tukasnya.