BANDUNG, SAKATA.ID : Selama masa pandemi Covid-19 di Jawa Barat terdapat 37 ribu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) terdampak dan lesu. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (disapa Emil), telah menyiapkan siasat untuk membangkitkan kembali UMKM tersebut.
Emil, sedang melakukan lima upaya, yang pertama memudahkan hadirnya bahan baku yang sulit didapat saat pandemi. Kedua, memudahkan urusan permodalan. Ketiga, melancarkan produksi dan distribusi yang sempat terhambat selama pandemi. Keempat, menstimulasi untuk menaikkan daya beli. Dan kelima, membantu menaikkan omset penjualan.
“Kami sedang melakukan lima upaya, itu. Dan secara bertahap telah membuka kegiatan ekonomi di Jawa Barat hingga 70 persen,” kata Emil, saat menjadi narasumber Web Seminar (Webinar) Nasional: UMKM Tangguh Ekonomi Tumbuh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru “New Normal New Hope” via video conference dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (01/07/2020).
Webinar tersebut diselenggarakan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jabar ini. Salah satu tujuannya adalah mendorong UMKM bisa kembali melakukan kegiatan usaha dengan baik. Selain itu, pembukaan ekonomi di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) juga bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Jabar agar tetap positif.
“Selama pandemi kan kondisi ekonomi semua daerah menurun dan Jawa Barat mencoba agar tidak minus,” kata Kang Emil.
Kang Emil pun meminta para pelaku UMKM di Jabar agar menyesuaikan diri dengan era disrupsi, khususnya disrupsi bidang teknologi digital, dengan menggunakan sistem digital dalam ekosistem usahanya.
Menurut Kang Emil, ekosistem digital penting untuk memperkuat pemasaran UMKM.
“Untuk itu saya berpesan, UMKM di Jawa Barat harus siap dan memiliki ketangguhan. Pasca-COVID-19 ini akan menunjukkan, siapa yang dekat dengan teknologi hidupnya lebih mudah dan yang jauh dari teknologi akan lebih sulit (bertahan),” tambahnya.
BACA JUGA : 397 Komisaris di BUMN Rangkap Jabatan
Untuk memulihkan ekonomi koperasi dan UMKM di Jabar, Pemda Provinsi Jabar juga sedang menyiapkan pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Jadi, nanti sumber pendanaan tidak hanya perbankan konvensional. Kami juga akan melakukan pembentukan BLUD sebagai pembiayaan dari dana pemerintah untuk memfasilitasi pembiayaan pemasaran bagi koperasi dan UMKM,” ujar Kang Emil.
Sudah 50 ribu warga Jawa Barat dalam empat minggu terakhir terlibat dalam proyek-proyek padat karya untuk memulihkan penghasilan yang terdampak COVID-19.
Karena pada saat pandemi, terjadi pergeseran perilaku konsumen akibat keterbatasan mobilitas karena kekhawatiran terhadap ancaman kesehatan.
Kendati demikian, justeru keterbatasan itu bisa membuka peluan bagi UMKM dengan sistem deliveri order, home service, bisnis makanan beku, sekolah atau kursus online. Juga dari produksi fesyen baru berupa masker dan face shield, konsumsi jamu, herbal, rempah-rempah, halal product, solo travel, dan bisnis baru diproduksi dan industri kesehatan.
“Selain itu, sektor pertanian juga menjadi sektor yang paling tangguh selama COVID-19. Jadi, peluang urusan makanan jika digabung dengan teknologi juga menjadi peluang bisnis yang besar untuk masa depan UMKM di Jawa Barat,” kata dia. (S-02)**