Sosok, CIAMIS: Kehilangan yang mendalam dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Ciamis setelah berpulangnya Rd. Hanif Radinal Muchtar, seorang tokoh budaya dan wakil kerajaan Galuh, baru-baru ini.
Ketua Yayasan Kusumadiningrat, Adi Garjita, menekankan pentingnya warisan yang ditinggalkan oleh almarhum.
Menurutnya, Rd. Hanif tidak hanya berperan sebagai simbol kebudayaan Galuh, tetapi juga sebagai penggerak dalam mengangkat eksistensi kabuyutan di Ciamis.
Ia menyampaikan, Hanif Radinal Muchtar telah berusaha keras untuk memperkenalkan dan mempopulerkan budaya Galuh di seluruh Nusantara.
Keberhasilannya dalam menjadikan Galuh dikenal luas adalah salah satu pencapaian yang patut dusyukuri.
“Sosok beliau ini, terjun langsung ke lapangan untuk mengangkat kabuyutan di Kabupaten Ciamis. Beliau mengangkat marwah Galuh sampai dikenal se-Nusantara. Itu salah satu keberhasilan beliau sampai Nusantara juga mengakui adanya Galuh,” kata Adi pada Kamis (19/9/2024).
Ia menegaskan, sebagai Sekretaris Jenderal Forum Kesultanan se-Nusantara (FKSN), Rd. Hanif telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat jati diri budaya Galuh di tingkat nasional.
Saat ini, dengan kepergian almarhum, Garjita menyatakan perlunya meneruskan perjuangan dan visi yang telah dirintis oleh Rd. Hanif.
Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara budayawan dan kasepuhan di Galuh untuk mencari sosok yang mampu melanjutkan warisan tersebut.
Semua pihak, kata dia, harus bersama-sama mencari pengganti yang dapat mengharumkan nama Galuh dan melanjutkan misi almarhum.
Di samping itu, Adi Garjita juga menyerukan kepada pemerintah Kabupaten Ciamis untuk lebih memperhatikan kebudayaan Galuh.
Pihaknya berharap pemerintah dapat mengambil langkah konkret, seperti mengadakan forum atau kegiatan yang mengangkat nilai-nilai budaya Galuh. Kegaluhan adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Ciamis.
Sebagai bentuk penghormatan, Garjita pun mengusulkan agar nama Rd. Hanif Radinal Muchtar diabadikan dalam bentuk penamaan jalan atau ruang di gedung pemerintahan.
Hal tersebut, jelas dia, adalah cara mengenang dan menghargai jasa-jasa yang telah ditorehkan Rd. Hanif Radinal Muchtar.
“Sebuah pengakuan yang layak untuk sosok yang telah banyak berkontribusi bagi budaya kita,” tutupnya.