Politika, SAKATA.ID: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau DPR RI Agun Gunandjar Sudarsa mengaku, pihaknya merasakan kesulitan mencari minyak goreng.
Dia mengungkapkan, kesulitan mencari minyak goreng saat hendak memberikan paket sembako ke masyarakat tidak mampu di Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Selasa (1/3/2022).
“Dalam kegiatan paket sembako ini pun, saya nanya,. Itu ada minyak gorengnya gak. Ada. Ya Alhamdulillah. Bagaimana nyarinya? ya setengah mati juga. Jadi kita nyari kesana kemari, nyari kesana kemari, pokoknya sampai dapet,” ujar Agun.
Anggota Komisi XI DPR RI ini membagikan paket sembako di Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg. Dia berharap masyarakat tidak mampu yang dibantunya ini bisa teringankan bebannya.
Dia mengungkapkan, mengenai kelangkaan minyak goreng itu harus ada langkah serius dari Pemerintah. Supaya ketersediaan bahan pangan itu terkendali. Apalagi saat ini menjelang Ramadan.
Jangan sampai, lanjut Agun, minyak yang menjadi kebutuhan utama masyarakat langka. Dan meskipun ada harganya menjadi mahal.
“Minyak itu kan bahan kebutuhan utama, tanpa minyak apa yang bisa kita lakukan. Semua butuh minyak. Harus menjadi perhatian serius Pemerintah,” tegasnya.
Agun Gunandjar juga meyakini bahwa minyak goreng ini ada dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hanya saja ada pihak yang bengal menimbun minyak itu.
Kemudian, permasalahan yang berkaitan dengan distributor minyak goreng dan importir yang nakal. Agun meyakini bahwa Pemerintah sangat tahu hal tersebut.
“Saya kira bohong lah kalau gak tahu. Pemerintah apsti tahu, dimana ngendapnya pun Pemerintah pasti tahu,” ungkap dia.
Karenanya, Politisi Artai Golkar ini berharap Pemerintah segera menyelesaikan permasalahan kelangkaan minyak goreng ini.
“Jangan sampai. Masyarakat menjadi curiga. Jangan-jangan Pemerintah, yang tanda petik, sebagai oknum-oknum tertentu yang berkolaborasi dengan pengusaha nakal,” beber dia.
Saat di Baregbeg itu, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi salaah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) abon kelapa.
Agun Gunandjar mengaku merasakan senang dengan kegiatan usaha di sana. Karena meskipun sedang pandemi, namun tetap bisa berjalan dan memperkerjakan 40 warga setempat.