INTERNASIONAL, SAKATA.ID : Pujian mengalir kepada para nelayan asal Aceh. Mereka menyelamatkan pengungsi Rohingya, Myanmar yang terkatung-katung di perairan Aceh Utara pada Kamis (25/6).
Cerita tentang aksi nekat para nelayan yang dimaksud viral di media sosial. Mereka melakukan evakuasi paksa puluhan pengungsi Rohingya padahal pemerintah daerah setempat menolak membawa para pengungsi itu.
Pengungsi Rohingya berjumlah 94 orang, terdiri 15 laki-laki, 49 perempuan, dan anak-anak 30 orang. Alasan pemerintah setempat tidak segera mengevakuasi pengungsi itu, khawatir terpapar Covid-19.
Namun aksi nekad dari para nelayan Aceh telah menyelamatkan pengungsi Rohingya. Kini, para pengungsi itu sudah ditampung di eks Kantor Imigrasi Lhoksemauwe.
Sikap nelayan Aceh yang telah mengevakuasi paksa mendapat pujian dari warganet atau netizen di dunia maya. Terlebih, pengungsi Rohingya mendapat penolakan dimana-mana.
“Nelayan Aceh keren. Semoga Allah memberkahi dan memberikan balasan yang setimpal kepada para nelayan Aceh,” tulis akun @mjpsy.
Pujian juga datang dari akun @majetrse, dia mengungkapkan kekagumannya kepada masyarakat Aceh yang mempunyai jiwa kemanusiaan yang tinggi.
“Luar biasa Aceh. Kemanusiaannya tinggi. Kami salut,” tulisnya.
Ratusan unggahan lain yang memuji nelayan Aceh. Warganet juga memintah Pemerintah mengurus pengungsi dengan baik.
“Di Malaysia mereka ditolak, di negara lainnya juga ditolak. Hanya di Aceh mereka diistimewakan. Warga Aceh memang istimewa,” tulis akun @dwijaryo290.
Situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebut, 99 pengungsi Rohingya telah diselamatkan di perairan Aceh Utara pada Rabu (24/6). Kemlu memutuskan itu atas dasar kemanusiaan. Kondisi para pengungsi pun sudah memprihatinkan dan membahayakan jiwa mereka.
“Saat ini pengungsi ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhoksemauwe, Aceh. Fokus utama sekarang adalah pemenuhan kebutuhan dasar, pemberian penampungan sementara, dan pelayanan kesehatan,” tulis situs resmi Kemlu, Sabtu (27/6).
Situs Kemlu itu juga menulis, Pemerintah telah mengecek kesehatan pengungsi dan telah hal-hal lain dilakukan dengan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Covid-19 di kalangan migran etnis Rohingya.
Salah seorang warga Aceh, Octy menjelaskan, pihaknya sempat berbicara dengan warga Rohingya itu. Mereka mengungkapan ditolak dimana-mana. Namun tiba di Aceh, mereka diterima.
“Mereka memang mendapat penolakan dimana-mana. Nelayan Aceh menolong mereka. Membawa mereka ke daratan. Jangan sampai Covid-19 mematikan nurani kita sebagai sesama manusia,” ucapnya.
Atas aksi kemanusiaan yang dilakukan para nelayan, pujian datang dari dunia Internasional. Warganet dari berbagai negara juga mengapresiasi nelayan Aceh. Bahkan media Al Jazeera menyebut nelayan Aceh sebagai ‘kemanusiaan terbaik’. (S-03)