Regional, CIAMIS: Komunitas Doervoer menggelar aksi sosial donor darah sebagai bentuk kepedulian terhadap penderita Thalasemia.
Acara yang dilaksanakan di Aula Car Wash SDR Pakuncen, Ciamis itu juga menggelar santunan anak yatim dan jompo.
Gubernur Doervoer, Rusda Apriatna atau akrab disapa Unya mengatakan, kegiatan sosial tersebut sebagai bentuk kepedulian akan kondisi stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Ciamis.
Terutama bagi kebutuhan penderita thalassemia di Tatar Galuh ini.
Menurut dia, ada 105 pendonor dalam kegiatan sosial tersebut. Dan ada 250 lebih paket santunan yang diberikan kepada panti jompo dan yatim piatu.
Ia mengaku, bersyukur kegiatan sosial itu terlaksana atas dukungan dari berbagai pihak.
“Alhamdulillah, bersyukur. Kegiatan terlaksana dengan dukungan dari semua pihak,” kata Unya.
Dia juga menegaskan, warga yang mengikuti aksi soisal donor darah ini pun cukup antusias
“Animo masyarakat yang mengikuti donor darah juga sangat antusias,” kata Unya.
Kegiatan sosial Doervoer tersebut rutin sudah terlaksana sejak 2008 dan rutin dilakukan di setiap tahunnya.
Unya pun berencana ke depan aksi sosialnya bida dilaksanakan setiap 3 bulan. Pasalnya, animo masyarakat dan antusiasmenya cukup tinggi.
Apalagi, melihat kondisi penderita thalasemia yang saat ini kesulitan akan darah.
Unya mengungkapkan, saat ini ada 142 penderita thalasemia yang terdata di Kabupaten Ciamis. Di setiap minggunya membutuhkan minimal 2 labu darah per penderita jadi sebulam mencapai 8 labu.
“Sehingga stok darah di Kabupaten Ciamis sering kekurangan. Karena itu, Doervoer rutin menggelar aksi sosial donor darah,” kata Unya.
Sementara itu, perwakilan orang tua yang anaknya mengidap Thalasemia, Udju Pantau mengaku, sangat merespon positif gerakan sosial rutin Doervoer.
Ia mengatakan, bagi penderita thalasemia darah sangat dibutuhkan untuk kebutuhan transfusi.
Sepengetahuannya, Doervoer yang dikomandoi Unya dari dulu sampai saat ini selalu rutin menggelar aksi sosial donor darah, setahun tiga kali.
“Jujur aksi ini bermanfaat. Dan ini adalah aksi yang sangat mulia. Apalagi bagi kami yang mempunyai anak penderita Thalasemia yang setiap dua minggu satu kali harus menjalani transfusi,” ujarnya.
Lebih lanjut Udju mengaku, dirinya mempunyai tiga anak dua di antaranya penderita Thalasemia, dan yang satu sudah meninggal. Yang satu lagi rutin transfusi ke rumah sakit.
“Kami berharap besar aksi sosial ini juga bisa dilakukan oleh komunitas yang lainnya. Terkadang memang kami juga kesulita darah di saat akan transfusi anak ke rumah sakit. Apalagi saat bulan Ramadan,” tutur dia.