Internasional, SAKATA.ID : Tidak menerima kekalahan Donald Trump, para pendukung melakukan unjuk rasa. Bahkan mereka berhasil menduduki Gedung Capitol di Washington D.C.
Kekisruhan itu terjadi setelah adanya pengesahan kemenangan Presiden Amerika terpilih Joe Biden. Yang disahkan oleh Kongres di Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021).
Tidak ada yang menyangka akan terjadi unjuk rasa dan situasi makin memanas. Dunia memperkirakan, pengesahan Presiden Amerika itu akan berjalan mulus.
Tetapi, ratusan pengunjuk rasa menyerbu Gedung Capitol. Mereka berusaha dan memaksa Kongres untuk membatalkan kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Untuk diketahui, Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat mengalahkan presiden Donald Trump dari Partai Republik, pada gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) AS yang dilaksanakan 3 November 2020 lalu.
Pada Rabu 6 Januari 2021, Kongres AS berkumpul di Gedung Capitol untuk mengesahkan Presiden terpilih Joe Biden. Karena telah memenangkan Pilpres AS.
Lantaran tidak mau menerima keputusan itu, para pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol. Mereka memaksa memasuki aula kongres.
Akibat serangan tersebut, beberapa anggota dewan AS dan senat harus dievakuasi.
Para pendukung Trump juga menyerukan agar kongres menghentikan musyawarah yang sedang digelar.
Reuters menulis, seorang pengunjuk rasa bahkan naik ke atas panggung Senat. Sambil berdiri dia berteriak, bahwa Trump lah yang memenangkan pemilihan itu (Pilpres).
Pihak kepolisian AS akhirnya menggunakan senjata dan gas air mata untuk menyingkirkan ratusan pengunjuk rasa dari gedung Capitol AS.
Menanggapi peristiwa tersebut, pemenang Pilpres AS, Joe Biden menyebut bahwa itu bukanlah protes.
Menurut Biden, kelakuan pendukung dan Trump itu adalah pemberontakan. Karena itu, dia menyerukan agar massa mundur dari Gedung Capitol.
Dia meminta pendukung Trump untuk berhenti melakukan pengepungan dan membiarkan supaya demokrasi berjalan.