Ragam, SAKATA.ID: Ternyata, artis peran Ariel Tatum mengidap gangguan mental. Dia ungkapkan kondisi itu saat wawancara di Trans7 Official.
Ia bercerita bahwa dirinya mengidap gangguan mental Borderline Personality Disorder (BPD).
Sejak usia remaja, Tatum mulai menyadari mengidap masalah mental yang disebut dengan gangguan kepribadian ambang itu.
Dia menjelaskan bahwa gangguan mental yang dialaminya membuat sulit membangun hubungan dengan orang lain.
Namun baru-baru ini wanita 24 tahun itu membuka tentang vonis yang didapatkannya.
Ia mengungkap dampak dari gangguan kesehatan mental BPD. Yakni jadi sulit punya pasangan, hubungan percintaan.
Ariel Tatum mengaku divonis BPD sejak usia 18 tahun. Ia baru dilabeli kondisi tersebut setelah menjalani terapi yang cukup lama.
Dia menjelaskan sekelumit mengenai apa yang dialaminya. Jadi, kata dia, kalau gampangnya BDP itu adalah salah satu gangguan kepribadian.
Bahasa Indonesianya adalah, jelas Tatum, kepribadian ambang. Karena itu citra dirinya kurang jelas.
Ia bercerita, bahwa setiap menjelang masa ABG kan suka labil, sering tidak mengetahui apa maunya dia.
BPD memang butuh waktu yang panjang untuk bisa dideteksi, kata Ariel. Kelabilan yang dialaminya itu severe dan berkepanjangan.
Dikatakan dia membangun hubungan romantis menjadi sangat sulit sejak dahulu. Butuh perjuangan yang lebih dari orang-orang yang normal, seperri biasanya.
Effort-nya segimana, aku susah banget, ujar Ariel Tatum.
Tatum yang saat ini dikabarkan sedang dekat dengan Gading Marten juga mengungkap dampak lain dari kondisi mentalnya.
Selain sulit membangun hubungan romantis, Tatum mengungkapkan, sempat melukai diri sendiri.
Bahkan pernah punya pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Karena itu dia memutuskan untuk meminta bantuan profesional. Supaya kasus yang dialaminya bisa ditangani.
Waktu itu, ucapnya, yang membuat dia meminta bantuan profesional adalah suicidal. Punya kecenderungan self-harm dan juga pikiran bunuh diri, bebernya.
Saat itu Tatum merasa ada yang salah pada dirinya. Hingga pada umur 13 tahun memutuskan mencari bantuan profesional.
Meskipun sudah dibantu profesional itu, BPD yang diidapnya baru diketahui setelah bertahun-tahun menjalani terapi. Ketika itu sekitar usia 18 tahun.
Beruntung dia faham bahwa permasalahan yang menimpanya perlu ditangani pihak profesional.
Sehingga sejak usia 13, Tatum sudah terpikir untuk bertemu psikolog. Bahkan menabung sendiri untuk membiayai terapinya.
Meskipun ketika itu, dirinya masih berfikir tentang stigma. Karena apabila ke psikolog bikin malu. Beruntung keluarga mendukungnya.