Bisnis, SAKATA.ID: Kabar terbaru dari dua konglomerat Indonesia, Bank Milik Hary Tanoe dan James Riady akan menggabungkan bisnisnya (merger).
Jika benar terjadi, aset keduanya mencapai Rp37,98 triliun atau hampir mencapai Rp40 triliun.
Diketahui, Hary Tanoesoedibjo adalah pemilik PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP). Sementara Keluarga Riady memiliki PT Bank Nobu Tbk (NOBU).
Melihat laporan keuangan bulanan per Januari 2023, aset Bank Nobu mencapai Rp21 triliun. Sementara total aset MNC Bank mencapai Rp16,98 triliun.
Isu merger antara bank MNC Bank dan Grup Lippo PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) itu sejak akhir 2022 lalu.
Pasalnya, kedua perusahaan itu belum memenuhi aturan modal inti Rp3 triliun per 31 Desember 2022 berdasarkan PeraturanOtoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 Tahun 2020.
Bila aksi merger itu terjadi, perusahaan mana yang akan menjadi pengendali bank hasil merger.
Penggabungan Binis Bank Milik Hary Tanoe Mirip Bank Syariah BUMN
Apabila melihat dari kasus merger tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Dalam hal ini, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemegang saham pengendali terbesar.
Pasalnya, nilai pasar wajar dari total ekuitas Bank Syariah Mandiri (BSM), anak usaha BMRI sebelum merger, lebih tinggi dibandingkan PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
KJPP Suwendho Rinaldy dan Rekan menyampaikan, sebagai ilustrasi, nilai pasar wajar dari 100% ekuitas BRIS pada 30 Juni 2020 yakni Rp7,59 triliun. Sementara BSM Rp16,33 triliun, dan BNIS senilai Rp7,99 triliun.
Total aset dan ekuitas dari BSM pun lebih tinggi dari yang lainnya. Per Juni 2020, aset BRIS Rp49,5 triliun. Sementara itu, Bank BNI Syariah asetnya sejumlah Rp50,7 triliun. Dan BSM menjadi pemilik aset paling besar yaitu Rp114,4 triliun.
Adapun, dalam periode yang sama, total ekuitas BSM adalah Rp9,97 triliun, BNIS Rp5,23 triliun, dan BRIS Rp5,21 triliun.
Maka dari itu, jika dalam kasus BABP dan NOBU, dengan asumsi valuasi perusahaan sama, dilihat dari ekuitas bank, MNC Bank lah yang berpeluang menjadi pemegang saham terbesar atau bahkan pengendali entitas hasil merger.
Diketahui, ekuitas BABP mencapai Rp2,39 triliun per 30 September 2022. Nilai ini sebelum memasukkan dana hasil rights issue Rp301 miliar.
Sementara, untuk total ekuitas NOBU adalah Rp1,78 triliun per 30 September 2022, nilai ini juga belum memasukkan dana rights issue Rp400,3 miliar.
Namun, Bank Nobu punya keunggulan dalam hal total aset yakni Rp21,25 triliun per 30 September 2022.
Jumlah tersebut tentu saja di atas BABP yang sebesar Rp15,35 triliun.
Kondisi inj tentu saja akan menjadi pertimbangan ke depan untuk menentukan pihak mana yang akan menjadi pengendali atau pemegang saham terbesar. Apakah bank milik Hary Tanoe atau NOBU yang dimiliki keluarga Riady.