Politika, SAKATA.ID: Bawaslu Kota Tasikmalaya khawatir, berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) semakin marak saat gelaran pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 2024 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Ijang Jamaludin saat gelaran diskusi dengan awak media di Kantornya, Jumat (27/5/2022).
“Yang kita kahawatirkan marak berita bohong. Kan musuh bersama kita itu hoax, hate speach di Medsos,” ujar dia.
Apalagi, lanjut Ijang, pemilih hari ini adalah generasi milenial yang juga pengguna media sosial.
“Karena pemilih hari ini pengguna Medsos. Apalagi pemilih milenial ini hampir 50:50,” kata dia.
Ia menjelaskan, hoax yang sengaja disebar ditujukan untuk menyesatkan para penerima informasi. Dan informasi bohong ini merupakan berita yang tidak mempunyai sumber dan dasar.
Sedangkan untuk hate speech di tujukan untuk orang atau pun kelompok yang tujuannya mendiskriminasi sehingga akan merugikan pihak lain.
Maka, dia menilai, kemungkinan besar pelanggaran pemilu di Pilkada 2024 nanti akan banyak pada penyebaran hoax dan hate speech di media sosial.
“Yang saha kahawatirkan ini pelanggaran yang tidak konvesnsional, kalau saya bahasakan ini. Yaitu pelanggaran yang ada di dunia maya,” tegas dia.
Dia mengakui, Bawaslu Kota Tasikmalaya khawatir tak dapat membendung derasnya informasi palsu dan ujaran kebencian itu. Lantaran, sampai saat ini, pihaknya masih mengalami kendala dalam infrastruktur teknologi.
“Kami keterbatasn secara teknologi dan informasi. Infrastrukturnya masih belum menunjang,” kata Ijang.
Karena itu, pihak Bawaslu Kota Tasikmalaya melakukan kerja sama dengan pihak media arus utama. Agar dapat membantu menangkal informasi palsu di masyarakat.
“Nah teman-teman media ini yang memiliki kapasitas. Jadi saya kira, hari ini awak media, merupakan stakeholder terpinting dalam dalam penyelenggaraan Pemilu 2024,” tegas Ijang.