Regional, CIAMIS: Dalam beberapa minggu terakhir, Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Cikoneng telah mencatat, ada belasan warga di sana yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD).
Menyikapi hal tersebut, PKM Cikoneng telah menerapkan serangkaian langkah penanganan epidemiologi untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Kepala PKM Cikoneng, Widyastuti menyampaikan bahwa belasan warga yang terkena DBD telah mendapatkan penanganan medis dan saat ini dalam kondisi stabil.
“Untuk saat ini, kami telah menangani belasan kasus DBD ini dengan serius dan tidak ada laporan mengenai korban yang meninggal dunia akibat penyakit ini,” ujar dia pada Selasa (26/3/2024).
Meskipun demikian, Widyastuti mengimbau kepada seluruh masyarakat Cikoneng untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.
Pihaknya juga terus melakukan monitoring terhadap kondisi kesehatan masyarakat di wilayahnya, namun peran serta aktif dari masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Pasca-terjangkitnya belasan warga oleh penyakit DBD, pihak Puskesmas Cikoneng langsung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE).
Dia menjelaskan, langkah itu bertujuan untuk mengidentifikasi potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut di wilayah tersebut.
Menurutnya, dengan melakukan penyelidikan epidemiologi di lapangan, pihaknya dapat mengetahui langkah apa yang harus dilakukan di sekitar lingkungan pasien DBD itu.
Lebih lanjut, Widyastuti menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran nyamuk pembawa DBD, diperlukan lima langkah yang harus dilaksanakan di sekitar rumah kita. Langkah-langkah tersebut termasuk dalam upaya pencegahan DBD yang efektif.
Menurutnya, penyelidikan epidemiologi menjadi langkah awal yang penting dalam menangani kasus DBD, karena dengan informasi yang diperoleh dari penyelidikan tersebut, pihak berwenang dapat merencanakan langkah-langkah konkret untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Widyastuti, menjelaakan mengenai langkah-langkah pencegahan yang perlu dilakukan. Yakni, menguras bak mandi secara teratur, mengubur barang-barang yang bisa dijadikan tempat bersarangnya nyamuk DBD, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk, dan yang terakhir menaburkan bubuk ABT.
Lebih lanjut, Widyastuti menghimbau kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah tempat tinggal sebagai langkah pencegahan utama terhadap penyakit DBD.
“Lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan kita secara teratur,” tambahnya.