REGIONAL, TASIKMALAYA: Bencana pergerakan tanah di Desa Singahaja, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, semakin meluas.
Alhasil, akses jalan desa tersebut amblas, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Tidak hanya itu, pergerakan tanah juga mengakibatkan sejumlah rumah dan bangunan sekolah mengalami kerusakan parah.
Akibat musibah tersebut, sejumlah pejalan kaki harus ekstra hati-hati, karena kondisi longsor akibat pergerakan tanah sangat curam yang bisa mengancam keselamatan warga setempat.
“Saat ini, retakan tanah semakin meluas, sehingga membuat sejumlah warga khawatir dengan bencana alam ini,” kata Kepala Desa Singajaya Daden Alek Solihin, kepada sejumlah wartawan, Kamis (11/2/2021).
Menurut Daden, terkait evakuasi pengungsi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala dusun dan ketua DKM, warga yang terdampak akan diungsikan ke bangunan Madrasah.
“Jika di Madrasah tidak cukup untuk menampung pengungsi, kami sudah berkoordinasi dengan pihak BPBD Kabupaten Tasikmalaya akan membuat tenda darurat,” ujarnya.
Ia menuturkan, rumah warga yang terdampak pergerakan tanah ini sebanyak tujuh rumah. Namun hingga hari Rabu sore kemarin, rumah yang terancam roboh bertambah empat rumah.
BACA JUGA: Pergerakan Tanah di Cibalong Sejumlah Bangunan Ambruk
“Empat rumah yang terancam itu lokasinya berdekatan dengan mahkota atau pusat bencana pergerakan tanah tersebut. Jadi, total rumah yang terdampak saat ini berjumlah 11 rumah,” tuturnya.
Sebelumnya, akses jalan menuju Kampung Singajaya amblas tidak bisa dilalui kendaraan bermotor
Berdasarkan data yang dihimpun SAKATA.ID, retakan tanah tersebut mencapai 1-2 meter membelah perkampungan. Sejumlah rumah mengalami kerusakan parah hingga ambruk rata dengan tanah.
Salah satu kerusakan bangunan terparah yakni, bangunan Sekolah Dasar Negeri Babakan Cijeruk, Kecamatan Cibalong.
Bangunan SDN Babakan tersebut ambruk rata dengan tanah, terutama pada bagian ruang guru dan ruang perpustakaan.
Hujan yang terus terjadi dengan intensitas tinggi, terus mengguyur lokasi yang memicu pergerakan tanah.
Tanda-tanda akan terjadinya bangunan ambruk sudah terlihat sejak beberapa hari lalu, dimana adanya retakan di tembok sekolah.
Pergerakan tanah ini terus terjadi setiap harinya, hingga akhirnya bangunan Sekolah tersebut ambruk.