SAKATA.ID : Budidaya ikan hias koi di Ciamis menjadi tren usaha yang menjanjikan bagi para petani. Kendati di tengah pandemi corona virus, bisnis ikan koi tidak pernah lesu.
Ikan berjenis Cyprinus ini memiliki pasar yang bagus. Ini lah yang mendorong petani ikan gurame di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, beralih dengan mengembangkan budi daya ikan hias koi.
Seperti yang dilakukan oleh Caca Sukarsa (50), hampir selama 20 tahun dirinya bergelut di peternakan ikan gurame. Namun akibat perlambatan ekonomi karena imbas corona, diirinya beralih ke pembudidayaan ikan koi.
“Budidaya ikan koi ternyata mudah, semudah membudidayakan ikan mas. Bedanya, harganya lebih mahal, bisa dijual per ekor. Apalagi kalau ukurannya besar,” kata Caca di kolam ikannya di Desa Jelat.
Semula dia tidak tertarik pada pembudidayaan ikan koi. Dia berpikir ribet dan bingung untuk mencari pangsa pasarnya.
Namun setelah bertemu dengan temannya dari kota sekaligus pecinta ikan koi, Caca memberanikan diri.
Saat ini, puluhan kolam ikan gurame yang dimilikinya diubah standar pembiakan ikan koi.
“Ternyata tidak ribet membiakan dan memeliharanya. Saya perlakukan seperti memelihara ikan mas saja. Ternyata berhasil dan hasil nya pun fantastis,” kata Caca.
Setiap bulannya Caca rutin mengirim hasil pembudidayaannya ke wilayah Cirebon dan Bogor.
Hal senada dikatakan Yudi (29), dirinya semula hanya memiliki kolam yang diisi ikan-ikan biasa seperti mujair, mas, nilem dan gurame dengan perlakuan petani tradisional.
Namun melihat potensi dan pangsa pasarnya yang menjanjikan, dia pun kini membudidayakan ikan koi.
“untuk pemula saya belajar menghafal nama-nama ikan koi karena saking banyak nama nya. Saya juga hanya dua jenis pertama menanam, yakni kohaku dan utsuri. Kini setelah faham, saya banyak menanam jenisnya,” kata Yudi.
Baik Caca maupun Yudi mengaku jika pertama kali dikenalkan oleh Andri selaku pecinta ikan koi asal Bogor. Mereka berdua peratamanya dibantu untuk pembiakan dan pemasarannya.
Namun setelah beberapa kali pertemuan, kini hasil pembiakan dan pembesaran mereka jual sendiri melalui sistem pemasaran elektronik.
“Pertamanya sih kita dikasih tahu cara-cara pemeliharaannya hingga pemasarannya. Kini bisa menjual sendiri. Kami postingkan lewat internet dan ternyata banyak peminatnya”.
“Hampir setiap minggu selalu aja ada pemesanan. Baik perorangan maupun distributor khusus ikan koi,” kata Yudi.
Andri (45) membenarkan, menurutnya, kultur air di Desa Jelat sangat cocok untuk pembudidayaan ikan koi. Karena ikan koi yang dibiakan di kolam tanah dengan ketersediaan air yang bagus akan mampu mempercepat hasil.
Tempat tinggal yang baik bagi ikan koi adalah kolam tanah atau kolam lumpur bisa disebut juga (mud pond). Kolam juga dapat menjadi pengaruh akan kualitas warna dan juga vitalitas ikan koi.
Cara budidaya ikan koi di dalam kolam tanah atau pun lainnya sangat mudah semudah cara budidaya lele.
“Saya hanya membantu menyediakan bibitnya, para petani lah yang membiakan dan membesarkannya”,
“Mudah-mudahan cara seperti ini akan ditiru oleh para petani ikan yang lain. Baik untuk sampingan maupun mata pencaharian karena hasilnya menjanjikan,” kata Andri.(Dede/S-02)*