HMI Jabar Persoalkan Kelengkapan Dokumen Penerima KUR BRI

KUR BRI
Logo BRI/Net

Bisnis, SAKATA.ID: HMI Badko Jawa Barat (Jabar) mempermasalahkan kelengkapan dokumen para penerima Program Kredit Usaha Rakyat atau KUR BRI.

Pada Kamis (23/2/2023) kemarin, sejumlah anggota Badko HMI Jabar menggelar audiensi dengan BRI Regional Office Bandung.

Bacaan Lainnya

Mereka mempertanyakan soal Verifikasi Dokumen Pengajuan program KUR di salah satu bank milik Pemerintah itu.

Ijul Prianto Fungsionaris Badan Koordinasi HMI Jawa barat mengatakan, kehadiran KUR adalah untuk mengatasi masalah permodalan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif dan layak (feasible).

Seharusnya, dalam pengajuan KUR oleh debitur perlu diperhatikan dokumen pengajuan dan analisis calon pengutang itu.

“Dalam tahapan adminstratif, harus diperhatikan agar yang mengajukan program KUR ini, beteul-betul orang yang tepat (pelaku UMKM),” ujar ijul.

Namun, lanjut dia, HMI Badko Jabar menemukan 178 debitur dengan bakti debit per 31 Desember 2021 sebesar Rp 3.805.531.628 tidak dilengkapi dengan SKU dari pihak yang berwenang salah satunya Unit Kerja KC Garut. 4 rekening dengan nilai bakti debit Rp 104.966.230 Unit Kerja KC Sumedang, 2 rekening dengan nilai bakti debit Rp 25.367.205

Selain permasalahan kelengkapan berkas, ijul juga menyampaikan adanya permasalahan dalam analisis colon debitur. Yakni informasi usaha peminjam tak dilengkapi dengan foto di lokasi usaha.

Menurut dia, terdapat 255 debitur dengan bakti debit per 31 Desember 2021 sebesar Rp 5.839.937.635 tidak didukung dengan foto debitur di lokasi usaha. Seperti di Unit Kerja KC Garut 6 Debitur dengan nilai bakti debit Rp 125.885.863, Unit Kerja KC Sumedang 1 Debitur dengan nilai bakti debit Rp 12.413.637.

Ijul menyayangkan, pada saat audiensi yang dihadiri Moh. Harson selaku Micro Banking Head BRI Regional Office Bandung berbicara sekenanya.

“Mereka berkata bahwa mereka itu Korporasi. Ketika rugi apa yang menjadi permasalahan rekan-ekan HMI. ‘Gimana kita. Kita mau rugi, itu urusann kita. Bukan urusan anda,” ujar Ijul menirukan pihak BRI tersebut.

Bahkan, lanjut Ijul, Harsono yang mewakili salah satu bank BUMN ini menganalogikan bank milik negara dengan tukang gorengan.

“Jadi, Pak Harsono mengatakan, ketika tukang gorengan menjual dagangannya rugi, terserah dia (tukang gorengan) ngapain kita ikut campur. Begitulah tanggapan beliau,” kata Ijul.

Verifikasi KUR BRI

Sat menanggapi HMI Badko Jabar, ungkap Ijul, Harsono mengungkapkan bahwa masalah kekurangan dokumen debitur KUR BRI ini sebenarnya sudah lengkap.

Hanya saja, pada saat pemeriksaan dokumen-dokumen yang diperiksa tidak ditemukan.

Pihak BRI juga menjelaskan, saat ini dokumennya sudah ada. Namun, pada saat pemeriksaan dokumen, karena jumlah debitur itu banyak bahkan mencapai ribuan sehingga ada beberapa dokumen debitur tidak ditemukan.

Sampai berita ini diterbitkan, pihak SAKATA.ID belum menerima pernyataan resmi dari pihak PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *