Warisan Budaya Payung Geulis Di Masa Pandemi

Payung Geulis
Foto : Sakata

Bisnis, SAKATA.ID : Warisan Budaya Payung Geulis adalah salah satu kerajinan tangan dan merupakan ciri khas dari Kota Tasikmalaya. Di masa penjajahan Belanda, Payung Geulis yang terbuat dari bahan kertas dan kain ini sering dipakai oleh kaum bangsawan.

Di masa pandemi ini segala usaha pemasaran menurun. Baik dalam usaha kuliner, pakaian ataupun lainnya. Termasuk para pengrajin Payung Geulis yang berpusat di Panyingkiran Kota Tasikmalaya. Meskipun di era pandemi ini tidak membuat goyah para pengrajin untuk tetap melestarikan kerajinan yang hampir punah ini. 

Bacaan Lainnya

Pengrajin Warisan Budaya Payung Geulis Asal Tasikmalaya

Salah satu pengrajin payung geulis adalah Pipin Ridwansyah (30) yang akrab disapa Ipiel. Ia membuka usaha yang dinamakan dengan Rancabentang Payung Geulis dari tahun 2012 dan sudah memiliki banyak reseller dari berbagai wilayah . Seperti Ciamis, Bandung, Bali, Pontianak, Jambi dan lainnya. Ia merintis usaha dibantu istrinya yang akrab disapa Rena (27). 

Kalau kita gak begini siapa lagi yang akan meneruskan warisan turun temurun Payung Geulis,” tutur Ipiel saat diwawancarai oleh awak media Sakata.id di lokasi yang bertempat di kampung Sindangraja RT 004 RW 002, Jatihurip, Cisayong, Kota Tasikmalaya.

Modal awal Ipiel untuk membuat usaha tersebut saat itu mencapai Rp 4 juta pada tahun 2013. Ia biasa memasarkan atau menerima pesanan kerajinan Payung Geulis dari reseller untuk pernikahan, khitanan, pemakaman dan juga acara lainnya. Pada tahun 2017 ia sempat menerima orderan dari Pemda Tasik hingga 1000 pieces untuk acara ulang tahun Kota Tasikmalaya. 

Penurunan Omset dimasa Covid-19

Usaha ipiel yang menjual payung geulis mengalami penurunan penjualan Payung Geulis di masa pandemi Covid 19. 

Selama 8 bulan ini kami mengalami penurunan penjualan hingga 80% dan tidak sesering dulu, paling sekarang sehari 20 pieces, per pieces dihargakan Rp 45 ribu,” jelas Ipiel. 

Ia sekarang sudah mempunyai beberapa karyawan di Rancabentang. . Meskipun dalam pandemi seperti sekarang ini ada saja pemesanan yang masuk ke Ipiel selaku Pendiri usaha, meskipun tidak seramai dulu dikarenakan serba lockdown untuk acara pernikahan, khitanan dan berbagai macam perayaan dilarang. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *