Regional, CIAMIS: Meski masuk ke zona risiko rendah penyebaran Covid-19, tetapi Bed Occupancy Rate atau BOR di Kabupaten Ciamis masih tinggi.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat (Jabar) Setiawan Waangsaatmaja, Jumat (3/9/2021).
Ia menyampaikannya dalam rapat komite kebijakan penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar.
Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikam, selama periode 23 – 29 Agustus 2021 tidak ada kabupaten/kota yang berada di zona risiko tinggi penyebaran Covid-19.
Sementara itu, ada sembilan kabupaten/kota berada di zona risiko sedang. Kemudian 18 kabupaten/kota berada di zona risiko rendah, termasuk Kabupaten Ciamis.
Alhamdulillah, ungkapnya, untuk minggu ini terdapat banyak penurunan zona risiko kabupaten/kota di Jabar. Utamanya, banyak daerah mengalami penurunan dari zona risiko sedang ke zona risiko rendah.
Setiawan melanjutkan, per tanggal 2 September 2021 kasus aktif mengalami penurunan 2.41%. Tingkat kesembuhan pun naik 95.63%. Namun tingkat kematian naik 1.96%.
Sementara itu untuk keterisian BOR rumah sakit. Dia mengungkapkan, terdapat lima kabupaten/kota dengan BOR tertinggi di Jabar yaitu Kota Banjar 48.96%, Kabupaten Ciamis 36.91%.
Kemudian yang BOR yang tinggi selanjutnya adalah Kabupaten Majalengka dengn 23.66%, Kabupaten Pangandaran 23.64%, dan Kabupaten Tasikmalaya 23.19%.
Terlihat dari data tersebut, kalau BOR di Kabupaten Ciamis berada di urutan tertinggi ke-2 di Jabar setelah Kota Banjar.
Setiawan juga menerangkan, tingkat keterisian tempat tidur untuk isolasi Covid-19 atau BOR di Jabar pertanggal 2 September 2021. Menurutnya mengalami peningkatan, 15.38%.
Untuk saat ini, lanjutnya, Provinsi Jabar memiliki 33 pusat isolasi darurat, 2.896 tempat tidur tersedia dan 336 tempat tidur yang terisi.
Ia berpesan kepada masyarakat untuk tidak merasa puas diri atau euforia dengan pencapaian yang diperoleh saat ini.
Hal itu agar tak mengakibatkan kelalaian dan kasus Covid-19 kembali meningkat.
Ia menegaskan bahwa kunci dari pencapaian ini adalah kedisiplinan. Setiawan berharap, pada Desember 2021 semua target penanganan Covid-19 tercapai.
Sehingga ekonomi di Indonesia, khususnya di Jabar pun bisa beransur membaik.