Internasional, SAKATA.ID: Konglomerat asal Rusia yang juga bos dari klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich, diduga diracun saat menghadiri perundingan damai Rusia-Ukraina di Kiev.
Belum ada penjelasan rinci apa yang jadi lenyebab keracunan, banyak media menyebut, masih misterius. Namun yang pasti, kondisi Abramovich kini sudah membaik.
Tuduhan diracun itu muncul pada malam pembicaraan damai, di tengah kekhawatiran bahwa Kremlin tidak siap untuk berkompromi dengan Ukraina.
Seperti dikutip CNN bahwa klaim keracunan pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal dan outlet investigasi Bellingcat.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya juga mengatakan kepada Reuters Senin (28/3/2022) malam, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya keracunan.
Namun, berbagai spekulasi mengemuka. Hanya saja sulit untuk memastikan kebenarannya.
Situasi tidak memungkinkan bagi Bos Chelsea itu dan para negosiator untuk segera memberikan sampel untuk diperiksa. Karena itu, jejak racun di tubuhnya pun sulit untuk diidentifikasi.
Disebutkan bahwa kelompok jurnalis investigasi Bellingcat telah meyakini Abramovich dan para negosiator itu mengalami gejala keracunan nerve agent, senjata kimia yang menyerang saraf.
Departemen Kesehatan New York menjelaskan tentang nerve agent, bahwa itu merupakan senyawa kimia yang mempengaruhi sistem saraf.
Efek dari keracunan ini mirip dengan beberapa jenis pestisida. Jenis-jenis nerve agent yang dikenal antara lain Sarin, Soman, Tabun, dan Racun VX.
Jenis racun yang terakhir disebut, dikaitkan dengan kematian seorang kerabat Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 2017 silam.
Agen saraf lain yang disebut lima kali lebih kuat dari VX adalah Novichox, yang ramai dibicarakan saat tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny hingga jatuh sakit dan koma dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow, Rusia.
Namun dosis ‘racun’ yang diberikan kepada Bos Chelsea ini di bawah dosis letal atau dosis mematikan. Diyakini, itu hanya sebagai bentuk peringatan.
Beberapa gejala yang dirasakan Abramovich adalah nyeri yang menusuk di mata dan kulit mengelupas. Kondisi tersebut, tidak membahayakan nyawa dia dan para negosiator.