SAKATA.ID, CIAMIS : Sekitar jam dua dinihari, di Pertigaan Taman Rapflesia Alun-alun Ciamis, tepatnya di depan apotek Kimia Farma, seorang perempuan tengah sibuk membereskan roda bertuliskan Bubur Ayam Medal Wangi.
Terlihat meja memanjang di samping roda sudah lengkap dengan botol kecap, sambal, dan baki sate ati ampela dan sate telur puyuh. Jam dua, masih terlalu pagi, bahkan bumi masih memerlukan beberapa waktu menunggu fajar. Namun, beberapa orang sudah duduk di sana bersiap bersantap bubur ayam.
Tempat itu ternyata sudah lama buka. Dan sudah biasa buka pada dinihari. Karena itulah meski pada kaca roda tertulis Medal Wangi, namun para pelanggan menyebutnya dengan Bubur Ayam Janari (sebutan waktu dinihari dalam bahasa Sunda).
Menemukan Bubur Ayam di malam hari memang tidak sulit, karena ada beberapa yang sengaja buka selama 24 jam. Tetapi, bubur Janari tidak buka selama itu. Bagi kamu yang sering bangun siang, jangan harap bisa mencoba nikmatnya cita rasa bubur Medal Wangi alias Janari. Karena, sekitar jam Sembilan pagi, tempat itu sudah berubah menjadi parkiran motor.
“Kalau lagi ramai jam delapan pagi juga sudah habis. Ya paling siang jam Sembilan habis,” kata Ibu Maya sang penjual bubur.
Bubur Ayam racikannya memang agak berbeda. Buburnya tidak terlalu encer, tidak bau beras dan gurih. Yang lebih khas lagi siraman kaldu ayam. Itulah yang lebih memantapkan rasanya.
Di meja makan yang memanjang, tambahan menu sudah disiapkan. Bagi penggemar ati, ampela, dan telur puyuh, bisa mengkombinasikannya sendiri.
BACA JUGA : Bakso Gemol Tasikmalaya, Resep Mendiang Warisan Ibu
Ibu Maya, mengaku buka pada pukul dua dinihari bukan karena wasiat dukun. Tetapi target konsumen awalnya yaitu para calon penumpang yang biasa naik dari lokasi tersebut. “Di sini kan jam satu malam sudah ada mobil umum jurusan Bandung yang ngetem. Nah sopir, kenek kan butuh sarapan. Penumpangnya juga. Jadi sasarannya itu,” kata bu Maya.
Kendati sasarannya calon penumpang, sopir dan kondektur, namun para pekerja malam, atau orang-orang kantor yang kebetulan piket malam, juga tak ketinggalan pernah mencicipinya. Alhasil, bubur Janari menjadi terkenal, dan memiliki pelanggan fanatik di Ciamis.
“Ya sekarang mah, ada yang sengaja datang ke sini. Malah saya bisa hafal muka-mukanya, kalau mereka itu sudah biasa makan bubur di sini,” kata bu Maya. (S-02)*