Nasional, SAKATA.ID: Potensi sumber daya alam RI sangat melimpah, salah satunya cadangan batu bara yang mampu bertahan selama 69 tahun.
Entah itu kabar baik, atau kanar buruk bagi masa depan Indonesia dan generasi yang akan datang nanti.
Dari catatan yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral per Desember 2019 bahwa batu bara yang dimiliki Indonesia mencapai 143,7 miliar ton dan cadangan 38,8 miliar ton.
Cadangan batu bara RI tersebut mampu bertahan hingga 2091 atau sekitar 69 tahun lagi.
Hal ini juga ditegaskan oleh Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Ignatius Warsito.
Ia menjelaskan tentang potensi sumber daya alam batu bara milik Indonesia dalam acara webinar bertajuk ‘Recover Stronger: Shifting Toward Higher Value-Added Industries’ yang diselenggarakan Bank Indonesia, Senin (14/2/2022).
Warsito mengungkapkan bahwa perkiraan lamanya cadangan batu bara RI itu dengan asumsi produksi mencapai 600 juta ton per tahun.
Serta belum adanya tambahan cadangan yang baru. Apabila ada cadangan tambahan, maka ‘harta karun’ batu bara ini bisa bertahan lebih lama lagi.
Cadangan batu bara Indonesia pun kemungkinan habis selama kurun waktu 69 tahun, apalagi diproyeksikan hanya 200 juta ton kebutuhan batu bara (domestik) pada 2024.
Ia mengungkapkan, pemerintah harus menemukan cara agar cadangan batu bara ini dapat memiliki nilai tambah lebih besar lagi bagi RI.
Menurutnya, pemanfaatan batu bara di dalam negeri saat ini sebesar 133 juta ton. Ini data pada tahun 2021 lalu.
Sementara, untuk produksi batu bara nasional pada 2021 mencapai 614 juta ton. Alhasil, selebihnya atau sekitar 78% batu bara ini masih diekspor.
Karenanya Indonesia adalah negara pengekspor batu bara thermal terbesar di dunia. RI menjualnya ke ke China, Jepang, Vietnam, dan India.
Saat ini pengguna utama batu bara di dalam negeri yakni PT PLN Persero. Yakni untuk pembangkit listrik. Sebesar 66%, lalu untuk pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral 16%, dan semen sekitar 7%.
Penggunaan batu bara di dalam negeri pada tahun 2024 nanti diperkirakan hanya sekitar 200 juta ton.