Curhat Pemilik Warung Soal Proyek Situ Lengkong Panjalu yang Sisakan Hutang

Iik Atikah
Pemilik warung di Situ Lengkong Panjalu Ciamis Jawa Barat, Iik Atikah, saat diwawancara wartawan.

Regional, Ciamis, Sakata.id:- Proyek Situ Lengkong Panjalu menyisakan hutang. Salah satunya kepada pemilik warung. Iik Atikah, pemilik warung nasi di Situ Lengkong Panjalu Ciamis Jawa Barat, mengaku ditinggali hutang sampai Rp31 juta, oleh rekanan proyek reviltalisasi.

Uang sejumlah itu bukan sedikit bagi Iik, bahkan sangat berpengaruh pada kelangsungan usahanya. Iik pun curhat kepada sejumlah wartawan sambil memperlihatkan bon yang belum dibayar.

Bacaan Lainnya

“Total bon utang ke warung total nya Rp31 jutaan kurang lebih, perusahaannya belum bayar, malah desa yang bantu Rp10 jutaan,” kata Iik, Senin (13/5/2024).

Hutang perusahaan pengerjaan proyek tersebut untuk makan, kopi dan rokok pekerja bangunan. ” Termasuk pekerja kantornya juga,” kata Iik.

Iik pun kebingungan harus menagih kemana, dan usahanya terganggu karena butuh modal untuk belanja.

“Ya dagangan saya sempat terganggu, untung saya curhat ke Pak Kuwu dan pihak desa membantu, agar saya bisa belanja lagi,” kata Iik.

Hutang Proyek Situ Lengkong Panjalu Capai Rp2 Milyar

Ketua LPM Desa Panjalu Engkus Kuswara membenarkan ada keluhan dari pemilik warung yang belum dibayar oleh kontraktor.

Bahkan Engkus mengatakan, hutang perusahaan pekerjaan proyek tersebut tidak hanya ke warung, tapi juga kepada pekerja bangunan, serta ke sejumlah vendor, dan material.

“Kalau ditotal seluruh hutang yang belum dibayar sampai di kisaran Rp2 milyar,” kata Engkus.

Beberapa yang belum dibayar antara lain vaving block, pekerja, alat berat, warung, dan material lainnya.

Engkus telah mengambil langkah membuat somasi dan datang ke UPTD Balai Sumber Daya Air Provinsi Jabar, di Tasikmalaya.

“BSDA hanya akan mengupayakan ke pihak perusahaan, karena yang bertanggung jawab tetap perusahaan,” kata Engkus.

Engkus juga mengatakan sejumlah vendor bahkan sudah mewanti-wanti jika hutang tidak juga dibayar dalam minggu ini, mereka akan membongkar yang sudah terpasang.

Proyek Revitalisasi dan Penataan Situ Panjalu ini beranggaran Rp10,2 milyar dari APBD tahun 2023 Provinsi Jawa Barat. Pemenang tender sebagai penyedia jasa PT Pratama Putra Berlian.

Pekerjaan Proyek Situ Panjalu Ditolak

Kepala Desa Panjalu Kepala Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, H Yuyus Surya Adinegara menolak menandatangi berkas serah terima pekerjaan revitalisasi Situ Panjalu yang disampaikan oleh penyedia jasa sebagai bukti selesainya proyek senilai Rp10,2 miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Jabar tersebut.

Menurut Yuyus, ditolaknya berkas tersebut karena kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan harapan dan memang pekerjaannya belum selesai 100%.

“Saya sebagai penerima manfaat menolak permintaan kontraktor untuk menandatangani berkas pernyataan selesainya proyek tersebut,” katanya Senin (13/05/2024).

Pekerjaan revitalisasi tidak sesuai dengan harapan pemerintah desa dan menyisakan masalah, bahkan kini terkesan terbengkalai.

Tempat parkir saja seharusnya bisa manampung lebih dari lima bis, tapi kenyataannya masuk dua bis saja sudah sulit.

Proyek tersebut juga tidak sesuai konsep yang dibutuhkan sebagai wisata religi. Pihak desa sebenarnya sudah memberikan beberapa saran dan masukan tetapi tidak diakomodir.

Yuyus juga merasa heran ketika mendapat kabar pihak pemberi kerja sudah menyelesaikan seluruh pembayarannya kepada kontraktor padahal dirinya tidak pernah menandatangani berkas penyataan selesai.

Mengapresiasi Pemprov Jabar

Terkait Revitalisasi Situ Lengkong Panjalu, atas nama Pemdes Panjalu Yuyus beserta masyarakat menghaturkan banyak terima kasih kepada Pemprov Jawa Barat atas perhatian atensinya ke Destinasi Wisata Situ Lengkong Panjalu yang memang sangat membutuhkan penataan baik di perairan maupun di seputarnya.

“Perairan tentunya sedimentasi yang sudah di atas 60% kita perlu penyikapan. Terkait batas-batas Situ Lengkong banyak yang tidak jelas, mudah-mudahan dengan konsep revitalisasi ini baik perairan maupun batas-batas menjadi jelas untuk penataan ke depan,” kata Yuyus.

Menurut Yuyus, Situ Lengkong Panjalu menjadi pusat wisata religi di Ciamis yang membutuhkan ruang lebih luas dan banyak.

Pada hari Sabtu dan Minggu, kendraan wisatawan bisa mencapai 40 sampai 60 bus per hari, butuh ruang untuk berteduh dan fasilitas yang mendukung.

Namun kondisi saat ini dengan revitalisasi justeru tidak sesuai harapan. “Sekarang malah terkesan lebih sempit, paling masuk satu dua bis,” kata dia.

Pihak Desa juga mengkhawatirkan terjadi keributan di area wisata karena konsep in dan out nya tidak memadai.

Pemdes Panjalu berharap Situ Lengkong Panjalu menjadi gerbang wisata religi di Jawa Barat.

“Karena itu kami ingin memberikan keamanan dan kebyamanan bagi wisatawan yang datang,” kata Yuyus.

Yuyus juga membenarkan jika ada warganya yang mengeluhkan terkait hutang penyedia jasa ke warungnya.

“Kami sudah membantu memfasilitasi, tapi pihak kontraktor tidak bisa dihubungi,” kata dia.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *