Internasional, SAKATA.ID : Seekor tikus di Kamboja memiliki kemampuan luar biasa yakni mendeteksi ranjau darat.
Atas kehebatannya itu dia dianugrahi medali emas oleh Pemerintah Kamboja.
Nama tikus itu adalah Magawa. Dia sebenarnya tikus raksasa Afrika berkatung.
Magawa sudah menemukan 39 ranjau darat serta 28 item persenjataan lain yang belum meledak.
Karena itulah Magawa diberi medali emas. Dia dinilai memiliki keberanian yang tinggi dan menyelamatkan nyawa manusia.
Tugasnya Magawa mendeteksi ranjau darat di Kamboja. Sekarang dijuluki Hero Rat atau Pahawan tikus.
Sejak dia dilatih oleh organisasi amal APOPO sudah banyak berkiprah bagi kehidupan manusia.
Dari sekian banyak tikus yang dididik APOPO, tikus Magawa inilah yang paling sukses
Bayangkan saja, Magawa telah membersihkan area lebih dari 141.000 meter persegi. Atau setara dengan 200 kali lapangana sepak bola.
Karya Magawa telah diakui secara resmi dan dianugerahi miniatur PDSA Gold Medal (Medali Emas PDSA).
Medali ini setara dengan George Cross.
Dia juga merupakan tikus pertama dalam 77 tahun sejarah organisasi amal yang menerima penghargaan semacam itu.
Medali Kehormatan
Kepala Eksekutif APOPO, Christophe Cox mengatakan, medali tersebut adalah suatu kehormatan.
Christophe yang sudah bekerja selama 20 tahun mengungkapkan kepada kantor berita PA bahwa dirinya angat senang sudah menerima medali ini.
Itu benar-benar suatu kehormatan bagi timnya yang ergabung dalam misi kemanusiaan di Kamboja.
Dia mengungkapkan perjuangan para pelatih tidak mudah. Mereka bangun setiap hari sangat pagi sekali untuk melatih tikus-tikus itu.
Menurutnya, melatih tikus seperti ini sangat penting bagi orang-orang di Kamboja, dan bahkan bagi semua orang di seluruh dunia yang menderita ranjau darat.
Dia menegaskan, penghargaan Medali Emas PDSA membawa masalah ranjau darat menjadi perhatian global.
Christophe juga mengatakan, mengatakan Magawa adalah tikus yang “cerdas”. Dia akan bekerja pada tugas berulang guna mendapatkan hadiah makanan yang lebih baik daripada hewan lain.
Tikus-tikus yang dilatih memiliki ukuran tidak terlalu berbahaya saat berjalan melalui ladang ranjau darat.
Mereka dilatih untuk mendeteksi ranjau darat serta tuberkulosis. Membutuhkan pelatihan setahun sebelum mereka disertifikasi.
Dalam sehari, mereka bekerja sekitar setengah jam sehari di pagi hari.
Ketika mereka mendeteksi ada ranjau darat, mereka menggaruk bagian atasnya. Gerakan itu mengingatkan orang yang menangani mereka.
Dijelaskan bahwa tikus-tikus APOPO dilatih untuk mendeteksi senyawa kimia dalam bahan peledak. Jadi mereka akan mengabaikan besi tua yang tergeletak di sekitar.
Mendeteksi Ranjau Darat Lebih Cepat dari Manusia
Hebatnya, para tikus itu bekerja lebih cepat daripada pendeteksi logam.
Saat ini Magawa sudah mendekati usia pensiun. Tapi ia dapat menggeledah area lapangan tenis dalam 30 menit.
Padahal pekerjaan sebesar itu membutuhkan waktu hingga empat hari bagi manusia dengan bantuan detektor logam.
Direktur Jenderal PDSA Jan McLoughlin juga merasa bangga, dia menilai bahwa karya Magawa dan APOPO benar-benar unik dan luar biasa.
McLoughin mengungkapkan bahwa Kamboja memiliki sekitar empat sampai enam juta ranjau darat. Yang diletakkan antara tahun 1975 dan 1998,
Sayangnya, kata dia, ranjau dara telah menyebabkan lebih dari 64.000 korban.
Kamboja juga memiliki jumlah orang yang diamputasi akibat ranjau per kapita tertinggi di dunia. Lebih dari 40.000 orang.
Presentasi virtual untuk Magawa berlangsung pada hari Jumat (24/9/2020).
Magawa memang hebat, dia menyelamatkan serta mengubah kehidupan pria, wanita, dan anak-anak yang terkena dampak ranjau darat.
Setiap penemuan ranjau darat oleh Magawa dan teman-temannya telah membuat risiko cedera atau kematian bagi penduduk setempat berkurang.
McLoughin mengungapkan, program Penghargaan Hewan PDSA berupaya untuk meningkatkan status hewan di masyarakat dan menghormati kontribusi luar biasa bagi kehidupan manusia.
Menurutnya, dedikasi, keterampilan, dan keberanian Magawa adalah contoh luar biasa dan pantas mendapatkan pengakuan setinggi mungkin.