Duet Syakur-Putri, Harapan Baru Garut yang Lebih Maju dan Berbudaya

Duet Syakur-Putri
Duet Syakur-Putri Bawa Perubahan Bagi Masyarakat Garut/Ist

Politika, GARUT: Duet Pasangan Calon Syakur-Putri membawa harapan baik bagi masyarakat Kabupaten Garut.

Mendekati pemilihan kepala daerah (Pilkada) Garut, 27 November 2024, pasangan calon nomor 2, Syakur Amin dan Putri Karlina, semakin mendapat perhatian publik.

Bacaan Lainnya

Dengan berbagai latar belakang yang berbeda namun saling melengkapi, duet Syakur-Putri digadang-gadang membawa harapan baru bagi masyarakat Garut.

Kombinasi karakter dan kompetensi mereka dianggap ideal untuk membangun Garut yang maju, namun tetap berakar pada nilai budaya dan pendidikan Islami.

Pengamat kebijakan dan pembangunan multidisipliner, Dandi Ryadi, menyatakan optimismenya terhadap pasangan ini.

Menurutnya, Syakur Amin, yang dikenal sebagai santri sekaligus akademisi, memiliki kapasitas yang sangat mumpuni dalam menghadirkan kebijakan pendidikan berbasis budaya lokal.

Dengan pengalaman sebagai Rektor sebuah universitas ternama di Garut, Syakur dinilai mengerti kebutuhan masyarakat dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tetap menghargai nilai budaya dan agama.

“Syakur adalah sosok pemimpin dengan integritas yang tinggi. Ia memiliki wawasan luas dalam bidang pendidikan yang mampu mengarahkan kebijakan untuk memperkuat karakter pendidikan di Garut. Kita butuh pemimpin yang memahami konteks lokal dengan baik, dan Syakur punya itu,” ujar Dandi pada Kamis (7/11/2024).

Di sisi lain, Putri Karlina, calon wakil bupati yang dikenal muda dan visioner, juga diyakini memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem pendidikan yang inovatif dan progresif.

Sebagai figur milenial, ia membawa semangat pembaruan yang berorientasi pada masa depan, tetapi tetap menjaga identitas budaya Sunda.

Dandi menilai sosok Putri sebagai pendamping yang mampu melengkapi Syakur, menciptakan sinergi kuat dalam membawa perubahan positif bagi Garut.

Menurutnya, Putri Karlina mampu merangkul generasi muda dan mengajak mereka untuk terlibat dalam membangun daerah.

Dengan visinya yang inovatif, ia dapat menghadirkan pendidikan alternatif yang sesuai dengan perkembangan zaman, tanpa mengesampingkan akar budaya lokal.

“Jadi keduanya saling mengisi dalam hal memajukan visi pendidikan di Kabupaten Garut,” katanya.

Duet Syakur-Putri dinilai mampu menghadapi tantangan besar di era modern yang sering kali membawa pengaruh budaya asing.

Dalam perkembangan globalisasi dan digitalisasi, identitas lokal di Garut kerap tergerus oleh budaya konsumerisme dan materialisme.

Oleh karena itu, pasangan ini diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang memperkuat literasi budaya dan spiritualisme Islam, sebagai upaya membentuk generasi muda yang berkarakter dan berdaya saing.

“Saya optimis, duet Syakur-Putri mampu menjadikan karakter masyarakat sunda sebagai landasan pendidikan, terutama pendidikan Islami di Kabupaten Garut,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *