Internasional, SAKATA.ID: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan undang Presiden Israel Isaac Herzog. Mereka bertemu untuk memperbaiki hubungan diplomatik.
Erdogan mengungkapkan, pihaknya ingin menghidupkan kembali dialog politik dengan Israel.
Hubungan Israel dan Turki sudah terbentuk sejak Maret 1949. Ketika Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui adanya negara Israel.
Hubungan kedua negara pada tahun 1958 dibangun. Termasuk adanya pertemuan antara David Ben, Gurion dan Adnan Menderes. Mereka membahas tentang aliansi pinggiran.
Namun dikabarkan hubungan kedua ini semakin merenggang. Apalagi dengan isu invasi Irael ke Palesstina.
Terkait dengan hubungan ini, semakin diperkuat dnegan hadirnya Isaac Herzog ke Turki. Pertemuan yang bersejarah ini terjadi pada Rabu (9/3/2022).
Erdogan mengungkapkan, tujuan bersama dengan Israel adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik antara kedua negara berdasarkan kepentingan bersama.
Kunjungan Herzog ke Turki juga akan menjadi titik balik baru dalam hubungan bilateral Ankara bersama Tel Aviv.
Menurut Erdogan, penguatan relasi dengan Israel sangat penting bagi stabilitas serta perdamaian regional.
Oleh sebab itu, dirinya menekankan kepada Herzog tentang pentingnya mereduksi ketegangan di kawasan. Termasuk dalam menjaga visi solusi dua negara terkait konflik dengan Palestina.
Menurut Erdogan, membentuk kembali perdamaian dan ketenangan di Palestina ada di mereka berdua. Untuk terus berkontribusi pada pembentukan koeksistensi di kedua wilayah.
Pada kesempatan itu, Erdogan undang Presiden Israel pun untuk menyuarakan penentangannya terhadap praktik anti-Semitisme.
Erdo menegaskan, bahwa hal itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia mengingatkan kepada Herzog bahwa rakyat Turki dan masyarakat Yahudi telah hidup berdampingan sepanjang sejarah.
Sementara itu, Herzog mengatakan, kunjungannya ke Turki memupunyai tujuan untuk meletakkan dasar bagi pengembangan hubungan persahabatan antara kedua negara.
Menurutnya, Israel dan Turki dapat dan harus terlibat dalam kerja sama yang akan berdampak pada kawasan.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengungkapkan bahwa, negaranya tidak akan mengabaikan komitmen dan dukungannya kepada Palestina.
Hal itu disampaikan saat hubungan Turki dan Israel mulai mencair, seperti dikutip dari CNN, pada Kamis (10/3/2022).
Bahwa, kata dia, setiap langkah yang diambil Turki tidak akan mengorbankan perjuangan Palestina, seperti beberapa negara lain.