SAKATA.ID : Kedepan, Facebook Messenger dan WhatsApp akan terintegrasi. Kedua pengguna media sosial ini bakal bisa saling berkirim pesan.
Hal itu merupakan kelanjutan dari rencana Facebook untuk aplikasi perpesanan miliknya.
Developer independen Alessandro Palluzi mengungkapkan rencana itu melalui akun twitter @Alex193a.
Menurutnya, dia sudah menemukan bukti berupa gambar pengujian integrasi ini di versi terbaru Facebook Messenger. Seperti dikutip CNBC dari WABetaInfo.
BACA JUGA : Google Batasi Pengiklan Ilegal, Dipicu Maraknya Pencurian Data
Rencana Sejak 2019
Sebenarnya, rencana pengintegrasian itu sudah diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg pada 2019 lalu.
Jadi Zuckerberg bakal mengintegrasikan layanan pengirim pesan WhatsApp, Facebook Messenger dan Instagram.
Dijelaskan Zuckerberg, bahwa pengintegrasian layanan perpesanan itu guna mempermudah pengguna aplikasi yang dimiliki Facebook.
Namun, 2019 belum direalisasikan. Sepertinya, tahun 2020 ini pun belum bisa terlaksana. Kemungkinan akan tercapai di 2021.
Kepada Mashable Zuckerberg mengaku, pihaknya masih ada pada tahap awal dalam memikirkan rencana pengintegrasian aplikasi miliknya.
Menurutnya, ada banyak hal yang perlu dipikirkannya sebelum memfinalisasi rencana itu.
Alasan Diintegrasikan
Dia menjelaskan beberapa alasan mengintegrasikan aplikasi-aplikasi miliknya.
Alasan pertama, dia begitu bersemangat lantaran hal itu lebih mengarah ke end-to-end enkripsi, secara standa pada produk aplikasi miliknya.
Kemudian, lanjut Zuckerberg, pengintegrasian akan membawa keuntungan pengguna WhatsApp.
Pasalnya, mereka dapat mengirim pesan secara langsung kepada penjual yang menggunakan Facebook Marketplace. Sehingga pengguna lebih nyaman.
BACA JUGA : Google Maps Peta Palestina Hilang yang Ada Israel
Lalu, integrasi bakal menguntungkan puluhan juta pengguna Android.
Saat ini mereka menggunakan Messenger sebagai aplikasi SMS. Sebab dari awal enkripsi sudah diaktifkan secara otomatis.
Namun, ada yang menilai hal itu sangat berbahaya. Seperti diungkapkan seorang Profesor dari Universitas New York Scott Galloway.
Dia menilai, rencana Mark Zuckerberg dalam mengenkripsi tiga media sosial miliknya akan membuat Zuckerberg jadi orang yang paling berbahaya.
Lantaran Zuckerberg bakal menguasai jaringan komunikasi sekitar 2,7 miliar orang.