Mengelola Pakaian dengan Lebih Bijak, Mulai Dari Lemari

Fashion, SAKATA.ID: Kita harus mampu mengelola pakaian dengan lebih bijak. Caranya, dimulai dari sebuah lemari. Tentunya lemari untuk pakaian.

Dalam satu hari selalu ada satu waktu untuk kita membuka pintu lemari. 

Bacaan Lainnya

Isi lemari adalah barang berharga. Namun, apakah kita sudah bisa memperlakukan isi lemari sebagai barang berharga?

Kita akan mendapat jawabannya ketika sudah bisa mengerti kebutuhan kita yang sebenarnya, dan bisa mengatakan “cukup”. 

Bagaimana Mengelola Pakaian dengan Lebih Bijak? 

Sebanyak apapun baju yang dimiliki, tanpa sadar kita selalu saja merasa kurang. Sebagai imbasnya, baju-baju hanya bertumpuk meski yang terpakai hanya 1-2 kali saja. 

Untuk menjawab kegelisahan ini, Sakata.id mengajak kamu untuk mengelola pakaian dengan lebih bijak.

Kuncinya adalah memperlakukan lemari sebagai barang berharga, dan tahu kapan harus mengatakan “cukup”. Sehingga kamu tidak akan lagi kecanduan mengoleksi baju. 

Declutter

Keluarkan dan lihat kembali seluruh isi lemari. Pisahkan baju, simpan yang benar-benar kita butuhkan saja. Keluarkan sebagian lainnya. Kamu bisa mendonasikan pakaian bekas yang masih layak pakai, menjualnya kembali, atau mendaur ulang. 

Pahami etika menyumbangkan baju. Tentunya, baju-baju yang disumbangkan harus dalam keadaan bersih dan tidak bau.

Sebaiknya pilih baju-baju standar yang umum, sehingga dapat dipakai kembali oleh penerima donasi. Jangan memberi pakaian dalam atau sarung bantal karena ada risiko terkontaminasi. 

Mulai dengan Prinsip Minimalis 

Gunakan lemari yang tidak terlalu besar agar kamu dapat mengelola pakaian dengan lebih bijak.

Tata ulang isi lemari dengan memaksimalkan penggunaan ruang dan mengorganisir jenis baju. Teknik melipat baju ala Marie Kondo cukup populer karena bisa memaksimalkan ruang di lemari.

Jika isi lemari terorganisir dengan baik, kamu pun akan lebih mudah mencari baju yang dibutuhkan.

Menentukan baju yang akan dipakai jadi lebih cepat dan praktis, bahkan tidak  perlu pusing dengan cucian menggunung. 

Lebih Teliti saat Membeli Baju

Setelah mengetahui kebutuhanmu yang sesungguhnya, kamu pasti akan merasa terdorong untuk membeli baju.

Manfaatkan momen ini dengan memilih pakaian yang hanya sesuai dengan karakter diri. Pertimbangkan jenis baju yang punya usia pakai lebih panjang, baik dari segi gaya maupun bahan.

Utamakan Baju yang Serbaguna

Dengan memilih basic item yang wajib dimiliki, kita akan lebih memahami kebutuhan yang sebenarnya. Seperti kaos putih dan celana jeans adalah contoh baju serbaguna yang bisa dikreasikan untuk berbagai acara. Saat itulah kita bisa mengatakan “cukup”. 

Berdayakan Baju-Baju Bekas

Buat rencana, baju yang sudah tidak ingin dipakai akan dikemanakan. Apakah ingin mengubah bentuknya supaya dapat digunakan kembali? Ditukar dengan teman? Disumbangkan? Atau dijual kembali dengan membuka thrift shop?

Ada banyak tutorial gratis di internet untuk mendaur ulang baju-baju tak terpakai.

Di masa lalu, kita berada pernah berada di fase masih punya kesempatan untuk mencoba. Masa itu juga merupakan proses bagi kita untuk menjadi diri yang sekarang. Dengan belajar menerima, maka kita pun belajar untuk melepas. 

Hargai Orang-Orang di Belakang Produksi

Ketika mulai menginginkan baju yang sedikit mahal agar bisa dipakai jangka panjang, mulai menabung!

Saat kita tahu bahwa suatu barang dibuat langsung dengan tangan, seharusnya kita bisa lebih menghargai karya dari usaha tersebut. Sehingga kita tidak asal membeli dan membiarkannya bertumpuk. 

Apalagi jika salah satu pakaianmu berasal dari merk ternama dan dijual secara terbatas. Kamu pasti akan mengelola pakaian dengan lebih bijak, tidak membiarkannya bertumpuk, dan menggunakannya kembali.

Menyimpan Baju Secukupnya

Manfaatkan kreativitas dengan mix n match, padukan baju dengan aksesoris. Fokus untuk menonjolkan bagian tertentu agar terlihat menarik. Berbagai atasan dan bawahan dapat dipadu padan untuk menciptakan tampilan baru. 

Memakai baju yang itu-itu saja dan bekas pakai orang lain tidak akan jadi masalah. Abaikan komentar negatif mengenai baju yang sama dan bekas orang, karena kamu yang paling tahu kebutuhanmu. Jangan pernah takut ketinggalan tren fashion selama kamu masih bisa melakukan mix n match. 

Declutter dan prinsip minimalis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mengelola pakaian.

Meski membutuhkan proses yang sangat panjang, tidak ada salahnya kita mulai bijak memperlakukan lemari dari sekarang. 

RS-03

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *