SAKATA.ID, PANGANDARAN : Gempa bumi terjadi di lepas pantai Pangandaran Selasa (07/07/2020) siang tadi sekitar pukul 12.17 WIB, sempat membuat panik warga di Kabupaten Pangandaran.
Meski getarannya tidak terlalu besar, namun bagi warga di sekitar pesisir pantai tetap saja harus waspada, terlebih warga di Pangandaran pernah trauma dengan peristiwa Tsunami pada tahun 2006. Pada saati itu tsunami Pangandaran pun tidak didahului dengan gempa yang kuat.
“Dulu juga kan waktu tusnami, gempanya gak terasa kang. Jadi wajar kalau yang di dekat pesisir rumahnya, pasti tetap waspada. Jadi dirarasakeun (dirasa-rasa),” kata Enuh, warga Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.
Tsunami Pangandaran Didahuli Gempa “Moderat”
Mengutip keterangan WHO tahun 2007 Tsunami Pangandaran yang terjadi 17 Juli 2006 terjadi gempa dengan kekuatan 7,7 magnitudo atua 6,8 sr terkategori moderat. Biasanya tidak menimbulkan tsunami. Namun saat itu terjadi tsunami di Pangandaran dengan rayapan mencapai 21 meter. WHO mencatat terdapat 668 korban jiwa di Tsunami Pangandaran, dengan korban luka 9.299.
“Bagi warga pesisir yang pernah mengalami tsunami, terjadi guncangan walaupun kecil ini jelas membuat mereka panik dan harus waspada. Karena pengalaman tadi, gempanya gak terasa, tapi tiba-tiba tsunami,” ujar Nuh.
BACA JUGA : Pangandaran Punya Alat Tes Akurat untuk Deteksi Corona
Dilansir Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi Pangandaran siang tadi berkekuatan 5,0 magnitudo terjadi tepat pukul 12.17 WIB. Terjadi di episentrum 234 kilometer barat daya Kabupaten Pangandaran, dengan titik gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer. BMKG menjelaskan gempa tersebut merupaka titik ketiga setelah Jepara (Jawa Tengah) dan Rangkasbitung (Banten). (S-02)*