Regional, CIAMIS: Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Ciamis buka suara terkait perubahan nama Ciamis menjadi Kabupaten Galuh.
Sebelumnya, rencana pergantian nama tersebut sempat menuai penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Islam.
Ketua GP Ansor Ciamis Maulana Sidik menilai, hendaknya jangan berburuk sangka kepada Bupati Ciamis Herdiat Sunarya. Apalagi jika menyangkutpautkan perubahan nama itu dengan politik Pilkada 2024 mendatang.
“Kaitan penolakan perubahan nama Kabupaten Ciamis dari kelompok yang mengatasnamakan ormas Islam, jangan berburuk sangka kepada Bupati Ciamis. Seolah-olah perubahan nama kabupaten ini didasari atas pengalihan isu politik Bupati di Pilkada 2024,” ujar Maulana Sidik kepada SAKATA.ID, Sabtu (25/3/2023).
Bahkan, lanjut dia, ada yang mengesankan bahwa adanya perubahan nama ini Bupati Ciamis mengabaikan janji-janjinya.
Juga lanjut, Sidik, ada pula yang mengarahkan ke isu defisit anggaran daerah.
“Beliau, Bupati Ciamis sangat tahu. Sejak kapan usulan perubahan nama Kabupaten Ciamis. Sejak Bupati Oma Sasmita. Dan puncaknya ketika viral isu tanggapan ‘pelecehan’ nama Galuh berati ‘barbar’ oleh Babeh Saidi,” beber Sidik.
Ia menegaskan, pernyataan Budayawan Betawi itu lah yang kemudian menjadi pemantik usulan perubahan nama Kabupaten Ciamis menjadi Galuh.
“Kita sebagai masyarakat Ciamis jangan terpancing emosional. Seolah-olah Bupati Ciamis ingkar janji terhadap Visi-Misinya sebagai kepala daerah,” kata Sidik.
Dalam catatannya, Sidik mengungkapkan, pasti ada kekurangn Herdiat Sunarya dalam memimpin Kabupaten Ciamis. Tetapi prestasinya pun banyak. Dan penghargaan tingkatan nasional yang ditorehkan Herdiat juga banyak.
Di tengah kondisi badai Covid-19, banyak daerah yang tidak berdaya bahkan daerah dimaksud Sidik sampai memiliki utang melebihi RAPBD .
“Ciamis baru berutang, bukan karena kondisi Covid-19. Melainkan ketelatan admin keuangan membayar proyek pembangunan,” beber dia.
GP Ansor Ciamis Sebut Perubahan Nama Kabupaten menjadi Galuh Ada di Tangan DPRD
Sidik mengungkapkan, tentang setuju atau tidak atau siap dan tak siapnya daerah merubah nama Ciamis ini menjadi Kabupaten Galuh ada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
“Perihal setuju atau tidak setuju. Dan perihal siap atau tidak siapnya perubahan nama kabupaten, sekarang di tangan DPRD,” ujar Sidik.
Pentingnya Sejarah Tertulis
Ia menegaskan, ada hal yang juga tak kalah penting yang berkaitan dengan Kegaluhan ini. Yaitu, tentang perhatian Pemerintah terhadap sejarah Galuh
“Yang penting adalah sejauh mana pemerintah daerah serius memperhatikan sejarah tertulis, secara resmi,” ungkapnya.
Sidik menegaskan, Pemerintah Daerah harus mempunyai catatan sejarah tertulis tentang Galuh. “Hal ini penting, agar generasi milenial di Tatar Galuh ini mengetahui jati diri mereka,” tegas Sidik.