Internasional, SAKATA.ID: Brigade Al Qassam, kelompok sayap militer Hamas, telah memutuskan tunda pembebasan sandera tahap kedua yang semula dijadwalkan Sabtu (25/11/2023).
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tuntutan agar Israel berkomitmen mengizinkan truk-truk bantuan masuk ke Gaza utara.
Pembebasan sandera yang telah dimulai sebelumnya sebagai upaya diplomasi kemanusiaan untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut.
Namun, kini terhenti karena ketidaksetujuan terkait akses bantuan ke wilayah yang terdampak konflik.
Melalui saluran Telegram, Brigade Al-Qassam menyampiakn bahwa pihaknya memutuskan untuk menunda pembebasan tahanan gelombang kedua sampai pendudukan (Israel) mematuhi ketentuan perjanjian terkait masuknya truk bantuan ke Jalur Gaza utara.
Meski begitu, belum ada tanggapan langsung dari pihak Israel atas pernyataan tersebut.
Hanya saja, sebelumnya, seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada stasiun televisi BFM Prancis, apabila ada perubahan di menit-menit terakhir, 13 sandera Israel diperkirakan akan dibebaskan.
Pada Sabtu (26/11/2023), Layanan Penjara Israel mengatakan bahwa mereka telah menerima daftar tambahan nama 42 tahanan pria dan wanita Palestina.
Mereka yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera gelombang kedua antara Israel dan Hamas.
Informasi tersebut dikutip dari laporan harian Israel, Yedioth Ahronoth yang merilis pernyataan Layanan Penjara Israel.
Dari pernyataan itu disebutkan, Hamas diperkirakan akan membebaskan 14 sandera Israel dalam kerangka kesepakatan tahap kedua.
Sebelumnya, Jumat (24/11/2023), Israel dan Hamas telah melakukan penukaran 24 warga Israel termasuk warga asing dengan 39 warga Palestina dari penjara-penjara Israel.
Itu merupakan hari pertama jeda kemanusiaan selama empat hari dan berdasarkan perjanjian tersebut, para sandera akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari.
Israel, di sisi lain, dalam sebuah pernyataan yang dirilis media lokal, telah mengklaim bahwa penundaan izin truk bantuan tersebut terkait dengan kekhawatiran keamanan dan peredaran barang-barang terlarang.
Hamas yang tunda pembebasan sandera menambah kompleksitas dinamika konflik di kawasan, menyoroti peran bantuan kemanusiaan dalam upaya meredakan ketegangan.