Internasional, Sakata.id: Akhir perdagangan Jumat (28/5/2021) pagi, harga minyak terus menguat. Mencatat kenaikan selama lima sesi berturut-turut didukung oleh data ekonomi AS yang kuat.
Untuk mengimbangi kekhawatiran investor tentang potensi pasokan Iran ketika pembicaraan nuklir Iran-AS, dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap industri energi negara tersebut.
Pada pengiriman minyak mentah berjangka Brent terangkat 59 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap di 69,46 dolar AS per barel.
Kemudian, untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS, bertambah 64 sen atau 1,0 persen, menjadi dolar ditutup pada 66,85 dolar AS per barel.
Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih rendah dari yang diperkirakan minggu lalu.
Pertumbuhan Ekonomi AS Pada Kuartal Pertama Tercepat
Saat ini pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama tercepat kedua sejak kuartal ketiga di tahun 2003 lalu. Dengan data lain, pada hari Kamis (27/5/2021) kemarin, pengeluaran bisnis untuk peralatan mengalami percepatan pada bulan April
Analisis Senior Price Futures Group, Phil Flynn menilai hal tersebut akan memberikan atau lebih banyak sikap untuk mengambil risiko di pasar. Pihaknya akan kembali berfokus pada penawaran dan permintaan.
Alhasil, prospek pasokan Iran masuk kembali ke pasar telah menekan harga. Pasalnya, Iran dan kekuatan global telah bernegosiasi sejak April tentang pencabutan sanksi Washington terdapat negara tersebut.
Tidak hanya kekuatan globalnya saja, Iran pun bernegosiasi pencabutan sanksi pada Washington termasuk sektor energi, sebagai imbalan atas kepatuhan Iran dengan pembatasan pada pekerjaan nuklirnya.
Baca Juga: Jelang Musim Panas Harga Minyak Naik, AS-Iran Negosiasi
Namun, pembicaraan tersebut akan menjadi masalah besar dalam pertemuan 1 Juni bersama organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.
Organisasi tersebut kemungkinan akan terus mengurangi pembatasan pasokan minyak secara bertahap pada pertemuan mendatang.
Salah satu sumber OPEC mengatakan, dikarenakan produsen menyeimbangkan ekspektasi pemulihan, permintaan terhadap pasokan Iran kemungkinan akan ada peningkatan.
Analisis menilai, setiap peningkatan pasokan dari Iran akan bertahap, dengan JP Morgan memperkirakan Iran dapat menambah 500.000 barel per hari (bph) di akhir tahun ini, dan 500.000 bph lagi pada bulan Agustus 2022 mendatang.
Kekhawatiran pun tetap ada, karena permintaan dari India. Negara tersebut merupakan konsumen minyak terbesar ketiga di Dunia.
India sangat terpukul dengan adanya virus covid-19, sekitar 3,0 persen dari populasi penduduknya telah divaksin penuh. Hal tersebut menurut pelacak vaksin Reuters di India.