Regional, TASIKMALAYA: Seluruh gereja di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, akan mendapatkan pengamanan ketat dari kepolisian selama rangkaian perayaan Hari Raya Paskah 2021.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Doni Hermawan usai memimpin Rakor Lintas Sektoral Antisipasi Perayaan Wafatnya Isa Al-Masih dan Libur Panjang di Aula Endra Dharmalaksana Polres Tasikmalaya Kota.
“Rakor ini dalam rangka pengamanan perayaan Paskah maupun antisipasi libur panjang yang akan dilaksanakan mulai hari ini sampai dengan Minggu,” kata Kapolres.
Pihaknya pun mengaku telah menyiapkan rangkaian pengamanan perayaan Paskah dan libur panjang mulai hari ini.
“Mudah-mudahan dari sekian gereja yang ada di Kota Tasikmalaya, bisa kita amankan. Kita juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait, baik dari TNI maupun Pemerintah Kota,” ujarnya.
Menurunya, Rakor ini dilaksanakan guna menyamakan persepsi dengan lintas sektoral yang ada di Kota Tasikmalaya.
Samakan Persepsi Guna Menyiapkan Kesiapsiagaan Personel
“Jadi kita laksanakan ini untuk menyamakan persepsi guna menyiapkan kesiapsiagaan personel TNI-Polri maupun stakeholder dinas terkait seperti Satpol PP, Damkar, Dishub dan lainnya,” jelas Doni.
Tak hanya itu, dalam hal ini pihaknya juga melibatkan unsur lain, termasuk juga keterlibatan unsur para tokoh agama.
“Tokoh agama ini untuk menjamin keamanan dan kelancaran dalam pelaksanaan Paskah maupun libur panjang yang akan dilaksanakan di Kota Tasikmalaya,” imbuhnya.
Dia berharap, pelaksanaan perayaan Paskah dan libur panjang di Kota Tasikmalaya bisa dilaksanakan dengan aman, damai, kondusif dan sehat. Hal itu yang terpenting dan menjadi harapkan bersama.
“Kita siapkan dari Polri sebanyak 214 personil, dibantu dari TNI sebanyak 32 personel, serta dari stakeholder Pemkot Tasik seperti Dishub, Satpol PP dan Damkar,” ungkapnya.
Doni menjelaskan, seluruh personil ini untuk membantu pengamanan perayaan Paskah di beberapa gereja dan tempat-tempat wisata, serta mengantisipasi libur panjang aktivitas masyarakat di Kota Tasikmalaya.
“Berdasarkan data yang kami terima, ada 14 gereja yang melaksanakan kegiatan secara offline atau terbuka. Tentunya harus taat prokes serta kapasitas gedung paling banyak 50 persen,” jelasnya.