Nasional, SAKATA.ID: Sebuah perusahaan asal Kuwait KUFPEC baru saja menemukan harta karun cadangan minyak dan gas (Migas) baru di Blok Anambas, Laut Natuna, lepas Pantai Indonesia.
Penemuan cadangan Migas itu oleh anak perusahaan eksplorasi KUFPEC, yaitu KUFPEC Indonesia (Anambas) B.V.
Perusahaan KUFPEC Indonesia (Anambas) B.V. ini merupakan operator serta emegang hak partisipasi 100% di Blok Anambas.
Temuan cadangan migas baru itu berdasarkan hasil Drill Stem Test. Dilakukan di sumur eksplorasi Anambas-2X di Blok Anambas, Laut Natuna.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Benny Lubiantara, dikutip CNBC pada Sabtu (12/2/2022).
KUFPEC Indonesia melakukan lima Drill Stem Test di Gabus Bawah. Kemudian di Formasi Arang, dan Intra Keras
Pengujian tersebut telah menghasilkan laju aliran gabungan yang stabil sebesar 40 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas alam. Dan 1.240 standar barel per hari (bph) kondensat.
Hasil dari program pendalaman sumur itu juga memberikan sisi positif dari tujuan awal sumur. Serta mengidentifikasi potensi peluang eksplorasi lebih lanjut di formasi yang lebih dalam.
Harta Karun di Laut Natuna Membuat China Kepanasan
Pada awal Desember 2021 lalu, Pemerintah China dilaporkan telah melakukan protes kepada Pemerintah Indonesia.
Seeprti yang dilaporkan Reuters, China disebut meminta Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk menyetop operasi pengeboran Migas di Natuna, Laut China Selatan (LCS).
Ketika itu, pemberitaan pun dipenuhi dengan soal pemerintah China yang dilaporkan melakukan protes terhadap pemerintah Indonesia.
Negeri Xi Jinping itu berpendapat bahwa lokasi yang dieksplorasi oleh RI berada di wilayah klaimnya dengan konsep sembilan ‘garis putus-putus’.
Lalu, seberapa besar ‘harta karun’ di Laut Natuna?
Meskipun tidak ada detail yang diberikan terkait dengan kekayaan Migas di Laut Natuna, protes China sepertinya terkait cadangan minyak di wilayah kerja (WK) Blok Tuna.
Diketahui, Wilayah Kerja Tuna itu berada di lepas pantai Natuna Timur. Tepatnya di perbatasan antara Indonesia dengan Vietnam.
Dari keterangan resmi SKK Migas November 2021 lalu menjelaskan, bahwa tahun 2014 Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1.
Kedua sumur tersebut menemukan potensi Migas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu.
Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi yakni dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021.
Harta karun di Laut Natuna itu menjadi rebutan.