Gentrifikasi di Karimunjawa? Tanah Diperjuabelikan WNA

Hukum, SAKATA.ID: Dugaan gentrifikasi terjadi lagi, kali ini di wilayah Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Hal tersebut terungkap dan menjadi ramai di media sosial ketika seorang warganet membuat tweet berantai atau thread di Twitter.

Bacaan Lainnya

Akun @yoyen itu menemukan sebuah iklan di media sosial Facebook. Akun oembuat iklan itu bernma The Starup Island.

Iklan yang terpampang memperjualkan rumah di Kepulauan Karimunjawa. “Buy a house in paradise island,” tulisan di iklan tersebut, yang dikutip SAKATA.

Tentu saja, iklan ini membuat akun @yoyen terkejut. “One Facebook ad passed through my feed. WTF is this?,” tulis dia.

Tangkapan layar iklan yang dimaksud ini pun diunggah oleh dia. Ia pun mengunggah informasi terkait website yang mrnjual belikan rumah di Karimunjawa.

Dia mengungkapkan, adanya iklan tersebut bukan tidak mungkin mengundang para ‘elub’ di Canggu atau Ubud Bali.

Apalagi tanah dan rumah di Karimunjawa yang bisa diperjual belikan. Mereka akan memburu dan membeli tanah itu.

“Nanti pada beli rumah di Karimun Jawa. WTH! Ini ada beberapa video pembangunan area tersebut,” beber dia.

Situs thestartsupisland itu mengklaim sudah menjual 170 rumah dalam wajtu delapan bulan. Dari jumlah keseluruhan rumah yang disediakan sebanyak 30p rumah.

Tentunya, @yoyen pun khawatir dengan penfudukan warga negara asing (WNA) itu. Karena kemungkinan akan berakibat buruk pada warga lokal.

 “Klaimnya dalam 8 bulan udah terjual 170 rumah dari 300 rumah yang dipasarkan. Ntar jadi kampung elub di situ dan warga lokal gimana ini?,” tanya dia.

Disebutkan juga, bahwa harga rumah di Kepulauan Karimunjawa yang di perjual belikan the startsup island itu dimulai dari harga € 49.500.

“Ya gimana ngga laku. Jual rumah harga segitu untuk pasar Eropa. FYI harga rata-rata rumah di Belanda dengan 3 kamar tidur (biasanya dua tingkat), taman kecil depan & belakang. Tahun lalu itu € 419.00,” beber Yoyen.

Salah satu warganet yang mengomentari thread itu menjelaskan, pembangunan rumah yang diperjualbelikan itu berada di wilayah timur Karimunjawa. Jauh dari wilayah kota.

Dan di sana terdapat warga lokal yang dinilai tidak tahu apa-apa terkait dengan pembangunan rumah dan dugaan gentrifikasi di Kepulauan Karimunjawa.

Diungkapkan bahwa penggerak proyek ini adalah orang-orang Spanyol. Tragisnya, ada dua orang Indonesia. Hal itu terlihat jelas dalam keterangan yang dibubuhkan du website mereka, yakni di laman introduksi.

“Persis tahun lalu. Kita, netizen Indonesia tubir sama Kristen Gray yang promosi tinggal nyaman dan murah di Bali dengan jualan ebooknya: our Bali life is yours. Eh ini lagi elub jualan rumah di Karimun Jawa,” tulisnya.

Diketahui, berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gentrifikasi adalah, imigrasi penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah kota yang buruk keadaannya atau baru saja diperbaiki.

Namun pada kenyataannya, hal itu dinilai akan menggerus warga lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *