Sains, SAKATA.ID: Ternyata ada campur tangan anak Bangsa Indonesia, Indra Rudiansyah, dalam penemuan Vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Indra merupakan salah seorang tim selain Sarah Gilbert, profesor yang saat ini tengah viral.
Sarah dibantu sejumlah peneliti dari berbagai latar belakang. Termasuk seorang yang berasal dari Indonesia bernama Indra Rudiansyah.
Beberapa hari ini, sedang viral di media sosial sosok Sarah Gilbert. Ia mendapatkan penghormatan khusus saat menonton pertandingan tenis Wimbledon Juni 2021 lalu.
Dijelaskan bahwa ia bersama sejumlah rekannya berjasa pada kemanusiaan dengan menciptakan AstraZeneca.
Sudah banyak vaksin Covid-19 yang tersebar. Namun ternyata vaksin Covid-19 ini adalah yang termurah dan dipakai di berbagai negara.
Membanggakan, dalam riset vaksin AstraZeneca yang dilakukan di Universitas Oxford, Inggris itu ada andil anak bangsa Indonesia.
Indra Rudiansyah merupakan mahasiswa doktoral salah satu kampus tertua di dunia ini. Ia tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Sarah Gilbert.
Tim Indra ini bekerja keras sejak 20 Januari 2020. Mereka menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford.
Kala itu, para peneliti kekurangan sumber daya manusia untuk menjalankan riset. Padahal urgensinya sangat tinggi di tengah pandemi Covid-19 ini.
Ketika itu, semua orang diperbolehkan bergabung. Tujuannya agar produksi vaksin itu dapat dipercepat.
Indra Rudiansyah, yang sedang menerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) lalu masuk ke tim untuk membantu uji klinis.
Di dalam tim itu ia bertugas untuk menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksin.
Kepercayaan yang diberikan kepada Indra itu berkat pengalamannya mengembangkan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung.
Ia mengaku bangga tergabung dalam pembuatan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Dikutip dari kompas, bahwa penelitian ini bukan yang pertama untuk thesisnya.
Saat ini, Indra mengaku sedang menjalani pendidikan S3 Clinical Medicine di Universitas Oxford. Dengan penelitian thesis yang dilakukannya terkait vaksin malaria.
Ia menjamin, vaksin Covid-19 AstraZeneca diproduksi dengan benar.
Meskipun banyak orang yang meragukan efektivitas AstraZeneca lantaran proses produksinya dinilai kilat.
Menurutnya, proses pengembangan vaksin AstraZeneca hanya membutuhkan waktu enam bulan.
Tim peneliti yang tergabung dalam vaksin tersebut sudah menghasilkan data uji preklinis dan initial data untuk safety. Serta imunogenitas pada manusia.