Regional, CIAMIS: Pemuda Lare Terbis di Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis telah menciptakan inovasi luar biasa untuk mengatasi kekeringan di lahan pertanian. Mereka membuat kincir angin penyedot air.
Kemarau telah melanda wilayah Kecamatan Lakbok, Ciamis, sejak beberapa pekan terakhir. Kondisi ini telah menjadi masalah serius bagi para petani dan penduduk setempat.
Namun, sebuah inovasi datang dari para pemuda yang berhimpun di sebuah organisasi bernama Lare Terbis, dengan tekad dan kreativitasnya menciptakan solusi unik untuk mengatasi krisis air.
Kincir angin penyedot air yang dipasang di Desa Baregbeg, Kecamatan Lakbok, Ciamis ini menggunakan energi angin untuk menggerakkan mesin penyedot air hingga mampu menyalurkan air ke sistem irigasi.
Samsul Zuhri, salah satu pemuda di balik proyek ini menyampaikan bahwa kincir angin ini bekerja seperti pompa hidran. Alat tersebut berguna untuk menaikkan air dari sungai ke lokasi pertanian yang lebih tinggi tanpa menggunakan tenaga listrik.
Karena di wilayah Desa Baregbeg ini, lanjut dia, kondisi sungainya berada di bawah lahan pertanian. Jadi, petani di sana perlu semacam pompa untuk menaikkan air ke atas.
Ia mengungkapkan, dalam waktu 1 jam alat yang dibuatnya itu dapat mengairi sawah seluas 50 bata. Meskipun, tergantung pada ukuran pipa yang digunakan. Sistemnya, bekerja mirip dengan pompa yang digunakan di sumur zaman dulu.
Kincir angin itu dibuat dari besi pipa, dan untuk baling-baling terbuat dari plat. Samsul menilai, hasil kerja alat ini cukup efektif. Meskipun ada kendala pada besaran angin karena, kincir ini hanya memanfaatkan alam.
“Namun, apabila sedang musim kemarau. Anginnya cukup banyak. Jadi masih cukup efektif walaupun tidak mengairi sawah sampai tanah berlumpur. Hanya sampai basah saja,” ujar Samsul.
Pemuda Lare Terbis Tak Hanya Mengatasi Masalah Air
Samsul yang juga Anggota Ansor Kabupaten Ciamis ini berharap, dengan inovasinya itu tidak hanya mengatasi masalah air, ia juga telah mendukung para petani di masa sulit ini.
“Karena pertanian adalah tulang punggung masyarakat. Jadi kami berharap inovasi ini dapat membuat para petani di daerah kami lebih tangguh dalam menghadapi kemarau,” katanya.
Samsul mengungkapkan, sebetulnya pemerintah telah berusaha untuk membantu pertanian di sana dengan memberikan bantuan pompa hidran. Pompa ini berguna dalam mengatasi masalah kekurangan air di lahan pertanian.
Hanya saja, lanjut dia, upaya itu telah terganggu oleh tindakan kriminal, dengan banyaknya kasus pencurian pompa hidran yang terjadi belakangan ini di sana.
Selain itu, tidak semua petani penggarap memiliki dan bisa mendapat bantuan pompa hidran itu. Sehingga, petani yang ingin menggunakan pompa yang ada harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bahan bakar dan lainnya.
Meskipun, kata Samsul, mungkin dari segi biaya tidak lah besar, sementara tidak semua petani mampu untuk membiayai keperluan itu.
Pemerintah Tak Boleh Abaikan Inovasi Pemuda
Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Ciamis Maulana Sidik menyampaikan bahwa kemampuan pemuda dalam menciptakan inovasi yang signifikan tidak boleh diabaikan oleh pemerintah.
Inovasi tersebut telah memainkan peran penting dalam mengatasi berbagai masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi masyarakat.
“Oleh karena itu, saatnya pemerintah aktif mendukung dan menyerap inovasi pemuda agar program yang dikeluarkan benar-benar merepresentasikan pemuda sebagai agen perubahan,” tegas dia.
Apalagi, ketahanan pangan telah menjadi salah satu isu yang semakin mendesak di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, dan pandemi. Dan menjadi prioritas utama dalam program rencana pembangunan.
Ia menegaskan, pemuda adalah sumber daya berharga bangsa ini, dan inovasi Pemuda Lare Terbis, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif.
Oleh karena itu, saatnya bagi pemerintah untuk mendengarkan, mendukung, dan menerapkan ide-ide inovatif yang berasal dari pemuda.