Bisnis Senjata Politisi AS di Tengah Perang Rusia

Javelin
Javelin senjata pundak anti tank bantuan AS yang digunakan tentara Ukraina melawan invasi Rusia. foto:BBC.

Internasional, Sakata.id:- Dibalik getolnya Amerika Serikat membantu Ukraina dan mengutuk Invasi Rusia, ternyata membuat sektor bisnis senjata Politisi AS (Amerika Serikat) banyak meraup keuntungan, dari perang Rusia – Ukraina.

Ada belasan politisi AS yang bisnisnya mendapat untung banyak. Seperti dikutip Insider 19 Maret 2022, bisnis senjata politisi AS ini diantaranya dari Parlemen Federal dan Senator. Mereka berinvestasi dan memegang saham di perusahaan senjata Raytheon Technologies dan Lockheed Martin.

Bacaan Lainnya

Produk peralatan perang dari dua perusahaan asal Amerika ini telah dikirim ke Ukraina sebagai sekutu Amerika. Seperti diketahui AS memang getol memberikan bantuan kepada Ukraina dari suplai pesenjataan dan embargo ekonomi bagi Rusia. Namun bantuan itu ternyata tidaklah gratis.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pernah membuat pernyataan resmi bahwa Ukraina telah mendapatkan bantuan persenjataan dari Amerika Serkat teta[i bantuan itu tidaklah gratis. Kiev akan membayar bantuan tersebut.

Perang Rusia – Ukraina ini bagi bisnis senjata politisi AS tentu sangat memberi dampak positif. Saham di Raytheon Tecnologies dan Lockheed Martin mengalami peningkatan, sejak invasi Rusia 24 Februari lalu. Javelin dan Stinger menjadi salah satu alat pertahanan pundak yang dikirim Nato dan AS untuk pertahanan Ukraina.

Seperti dilansir dalam klaim Ukraina telah menembak jatuh helikopter Rusia dan Tank lapis Baja dengan menggunakan senjata pundak dengan amunisi rudal Javelin dan Stinger. Setiap politis yang terlibat dalam bisnis senjata di AS ini rata-rata berinvestasi senilai USD15000.

Diantara politisi AS yang berinvestasi dalam kontrak bisnis senjata antara lain dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene. Politis asal Georgia dini tercatat telah memiliki saham dengan investasi senilai USD 15000 di perusahaan senjata Lockheed Martin.

Polisi AS Akui Miliki Saham di Perusahaan Senjata

Bisnis senjata politisi AS dari Partai Republik ini bahkan secara terbuka dinyatakan oleh Greene dalam cuitan twitternya, “Perang adalah bisnis besar bagi para pemimpin kami”. Ternyata Greene juga mengakui itu kepada Insider dan mengatakan itu hanya salah satu ivestasi dari pembeilan saham baru dalam bisnis senjata.

Selain Greene politisi AS lain yang terlibat dalam pembelian saham bisnis senjata adalah Diana Harsbarger dari Partai Republik. Bersama suami Diana berinvestasi senilai USD15000. Partai Demokrat tidak ketinggalan, Lis Fangkel juga memiliki saham di perusahaan senjata Lockheed Martin senilai USD15000.

Setelah Presiden Amerika Serikat Joy Biden menyetujui paket bantuan senjata ke Ukraina senialai USD350 juta, banyak keluarga politisi AS juga mengikuti jejak dalam berinvestasi di sektor bisnis senjata.

Bahkan seperti dikutip AFP Kamis 17 Maret 2022, Joy Biden telah melakukan hal yang belum pernah terjadi dengan memberikan bantuan besar-besaran untuk pertahanan Ukraina melawan invasi Rusia. Bantuan persenjataan dari AS untuk ukraian telah mencapai USD 1 Milyar atau Rp14,2 Triyun.

Xi Jinping Sindir Biden

Bujukan Biden kepada Presiden China Xi Jinping untuk melakukan serangan ekonomi dengan memberi sanksi kepada Rusia ternyata ditanggapi dingin oleh Xi Jinping.

Acanam Joy Biden kepada China tidak berhasil mempengaruhi sikap China atas perang Rusia – Ukraina. Biden memberikan ancaman jika China memberikan bantuan untuk Rusia dan tidak memberikan sanksi kepada Rusia.

Xi Jinping merespon seruan Joy Biden dengan sebuah ungkapan Budhis yang menohok, ” Dia yang mengikatkan lonceng ke leher harimau harus melepaskannya sendiri”.

Xi Jinping mengatakan bahwa AS telah dituduh sebagai biang keladi terjadinya perang Rusia-Ukraina. Seperti dalam ungkapan Budhis tadi, maka yang mengalaungkan lonceng kepada harimau lah yang harus melepaskannya. AS lah yang bertanggungjawab menghentikan perang tersebut.

Seperti diketahui China sampai saat ini tidak memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia malah tidak memberikan pembatasan pada impor Gandum dari Rusia.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *