Covid Bocor dari Lab Wuhan, Trump Tuntut China USD 10 triliun

Donald Trump (paling kanan) saat menjabat presiden AS bersama Ketua Gugus Tugas COVID-19 AS Dr Anthony Fauci (tengah). Foto/REUTERS/Leah Millis/File Photo

Internasional, Sakata.id: Diduga Covid-19 bocor dari laboratorium di Wuhan, Donald Trump tuntut China USD 10 triliun atau lebih dari Rp 142,8 kuadriliun pada Amerika Serikat dan dunia.

Pernyataan mantan presiden AS tersebut muncul ketika teori asal-usul Covid-19 kembali mendapat sorotan baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Pada bulan November tahun lalu, Trump kalah dalam pemilihan presiden, dirinya telah berulang kali mengklaim China tidak transparan tentang asal-usul COVID-19.

Pihaknya menuntut China harus bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran ekonomi dunia akibat pandemi.

Tetapi, klaimnya tentang virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berasal dari Institut Virologi Wuhan telah dibantah lebih awal oleh para ahli. 

Namun, dalam beberapa pekan terakhir, ada seruan untuk menyelidiki asal-usul COVID-19 tersebut.

“Sekarang semua orang sudah mengetahuinya, bahkan disebut ‘musuh’. Bahwa pernyataan Presiden Trump benar tentang virus China yang berasal dari laboratorium Wuhan,” katanya.

China Harus Membayar Sebesar USD 10 Triliun

Oleh sebab itu, China harus membayar USD sebesar 10 triliun kepada AS dan dunia untuk kematian dan kehancuran yang telah mereka sebabkan.

Kemudian, dalam pernyataannya, dirinya pun membidik Dr Anthony Fauci yang merupakan Ketua Gugus Tugas COVID-19 AS yang kerap bentrok dengan mantan presiden itu terkait penanganan pandemi.

Hal tersebut berawal dari skeptis terhadap klaim Trump bahwa COVID-19 telah bocor dari laboratorium China. 

Dalam pernyataannya, Trump mengatakan, korespondensi antara Dr Fauci dan China berbicara terlalu keras untuk diabaikan siapa pun.

Ia merujuk pada email Fauci yang telah dirilis oleh pemerintah AS di mana dia diberitahu di awal pandemi bahwa virus itu memiliki ‘fitur yang tidak biasa’.

Lalu, Partai Republik menunjuk ke email yang menuduh Dr Anthony Fauci telah mengetahui pekerjaan di Institut Virologi Wuhan sejak awal.

Partai Demokrat dan media berita palsu menyebut dirinya ‘xenophobia’ karena menutup perbatasan AS di tengah-tengah awal wabah.

“Akhirnya, kami melihat masalah ini adalah keputusan yang menyelamatkan nyawa, dan juga dengan menutup perbatasan kami ke Eropa, khususnya ke negara-negara tertentu yang sangat terinfeksi,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *