Ragam, SAKATA.ID : Isolasi Covid-19 di Jepang diperlonggar. Karena malah membuat kasus bunuh diri di negeri Sakura ini semakin bertambah.
Pada Jumat (12/2/2021) kemarin, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga membentuk satuan tugas khusus. Tim untuk mengurangi isolasi Covid-19.
Suga menjelaskan alasannya. Menurut dia solasi telah mendorong angka bunuh diri meningkat dalam 11 tahun terakhir.
Menurut dia, angka kematian bunuh diri akibat isolasi mandiri kebanyakan dialami oleh wanita.
Wanita khususnya, kata Suga. Karena mereka merasa lebih terisolasi. Serta menghadapi peningkatan angka bunuh diri.
Pernyataan Suga dikutip SAKATA dari CNN yang melansir Nikkei Asia. Menurut Suga, pihaknya ingin memeriksa masalah yang terjadi.
Kemudian, mengajukan strategi yang komprehensif, lanjut Suga.
Ia menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai kepala satuan tugas corona Jepang. Tim ini akan segera membentuk tim antar lembaga.
Sakamoto berharap, bisa mepromosikan kegiatan yang mencegah kesepian dan isolasi sosial.
Serta mpu melindungi hubungan antar sesama. Sehingga, pihaknya akan melakukan pendekatan yang lebih komprehensif.
Hal itu perlu dilakukan, kata dia, guna mengatur berbagai tindakan yang mengarah pada perilaku bunuh diri.
Ia menjelaskan bahwa di Jepang, rasa ‘kesepian’ menimpa berbagai kelompok usia. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua. Pria maupun wanita.
Di saat pandemi virus corona ini, katanya, hanya memperburuk keadaan, kasus semakin bertambah.
Dia juga mengungkapkan, masa pandemi masyarakat didorong untuk tinggal di rumah. Dan menghindari keramaian.
Namun, kelompok lansia di Jepang semakin merasa terisolasi dari dunia luar. Apalagi mereka tidak terbiasa berkomunikasi secara daring.
Kasus itu pun menimpa generasi yang lebih muda. Yang notabene paham teknologi.
Isolaso membuat mereka menjadi lebih terisolasi dari dunia luar. Meskipun mereka telah berjuang dengan berbagai upaya untuk menghilangkan rasa sepi.
Namun jarak sosial yang berkepanjangan tidak membuat mereka bertahan.
Apalagi, kantor dan sekolah ditutup. Banyak dari mereka yang juga kehilangan pekerjaan.
Pemerintah Jepang meyakini, isolasi Covid-19 berkontribusi besar pada peningkatan kasus bunuh diri pada 2020. Dari 750 menjadi 20.919.
Data kasus bunuh diri ini berdasarkan pada data awal yang dirilis polisi dan Kementerian Kesehatan di Jepang.
Suga menegaskan bahwa, ini merupakan peningkatan pertama sejak 2009, tepat setelah krisis keuangan global menimpa.
Kasus bunuh diri pada pria terjadi selama 11 tahun berturut-turut.
Sementara kasus bunuh diri di kalangan wanita meningkat untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Menjadi 6.976 kasus.
440 siswa sekolah dasar (SD), SMP, dan SMA. Data menyebutkan juga tewas karena bunuh diri pada November 2020. Ini jumlah tertinggi sejak 1980 silam.