Internasional, Sakata.id: Meningkatnya permintaan dari mendekatnya musim mengemudi musim panas di belahan bumi utara, harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan, Rabu (26/5/2021) pagi.
Oleh sebab itu, pasar minyak pun ikut bereaksi atas pencabutan pembatasan virus corona menghadapi kekhawatiran. Kemungkinan Iran akan kembali ke pasar menyebabkan kelebihan pasokan.
Dalam dua sesi sebelumnya, telah terjadi kenaikan lebih dari lima persen. Pengiriman di bulan Juli kontrak minyak mentah berjangka Brent naik 19 sen atau 0,3 persen, menetap di 68,65 dolar AS per barel.
Tidak hanya itu, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) pun mengalami kenaikan dua sen ditutup pada 66,07 dolar AS per barel.
Hal tersebut merupakan penutupan tertinggi untuk kedua kontrak acuan dalam sepekan.
Penurunan Dolar AS ke Level Terendah
Ada beberapa faktor lain yang sangat mendukung harga minyak mentah yakni, penurunan dolar AS ke level terendah 19 minggu dengan sejumlah mata uang utama lainnya, dikhawatirkan inflasi surut.
Lalu, perihal dolar ikut melemah membuat lebih murah bagi pemegang mata uang lain untuk dipergunakan membeli komoditas dengan harga dolar, seperti minyak.
Analis Pasar Minyak Louise Dickson mengatakan, pergerakan harga minyak yang kecil terjadi ini, karena menunggu arahan dari laporan persediaan minyak AS.
“Pasar ini menunggu arahan dari laporan mingguan persediaan minyak AS, diperkirakan menunjukan persediaan minyak mentah AS turun 1,1 juta barel pekan lalu,” kata dia.
Menurut data perdagangan dari American Petroleum Institute (API) pada pukul 16.30 waktu setempat atau 20.30 GMT, diikuti oleh laporan pemerintah pada hari Rabu pagi ini.
Harga Minyak Masih Pada Level Tinggi
“Saat ini, untuk harga minyak masih pada level tinggi. Dikarenakan di sebagian besar Eropa dan Amerika Serikat musim puncak untuk permintaan minyak mendekat serta pembatasannya dicabut,” ujar Dickson di Rystad Energy.
Dikatakan Dickson, di beberapa bagian Eropa dan Amerika Serikat mencatat lebih sedikit infeksi dan kematian akibat covid-19.
Oleh sebab itu, mendorong pemerintah untuk melonggarkan pembatasan. Tetapi, di wilayah lain seperti, India pengimpor minyak terbesar ketiga di dunia, tingkat infeksinya masih tinggi.
Menanggapi hal-hal tersebut, negosiasi tidak langsung antara Amerika Serikat dengan Iran akan dilanjutkan di Wina dalam waktu dekat.
Komunikasi kembali berjalan setelah Teheran bersama badan nuklir PBB memperpanjang perjanjian pemantauan terkait program atom negara Timur Tengah.
Kesepakatan Tercapai Berikut Sanksi Dicabut
Sementara itu, analis pasar senior di Oanda, Edward Moya menuturkan, sekitar satu juta hingga juta barel per hari (bph) dapat disediakan Iran. Terutama dalam pasokan minyak tambahan, jika kesepakatan tercapai berikut sanksinya dicabut.
“Jadi harga minyak mentah ini masih dalam mode menunggu dan melihat sampai putaran kelima negosiasi, guna menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran selesai,” kata Moya.
Perlu diketahui bersama, sambung Moya, dalam catatan di Oanda, pedagang energi di berapa banyak minyak mentah Iran telah pergi untuk memasuki pasar.
“Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya telah memperkirakan peningkatan pasokan dari Iran akan berada di atas barel tambahan,” terangnya.
Seperti halnya Rusi, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, yang berencana akan mengembalikan sekitar dua juta barel per hari produksinya hingga bulan Juli mendatang.
Barel Tambahan Menghantam Pasar Internasional
Terpisah, direktur energi berjangka Bob Yawger menambahkan, barel tambahan yang menghantam pasar internasional telah berfungsi sebagai hambatan bagi Brent dengan US Oil Fund (ETF/exchange traded fund.
Kontrak Investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek itu, melaporkan arus masuk sebesar 104 juta dolar AS pada Senin (24/5/2021).
“Kemudian, arus masuk terbesar sejak pada bulan Agustus, berfungsi sebagai penarik untuk WTI,” kata Bob di New York.
Jadi untuk premi di bulan depan, brent atas kontrak WTI itu sama turun ke level terendah sejak bulan November 2020.
“Dari hari Senin (24/5)-Selasa (25/5) bertahan di dekat level itu. Sementara untuk WTI naik di level tertinggi sejak bulan Februari,” tukasnya. (RS-02)