Internasional, SAKATA.ID : Pemimpin Iran menilai kericuhan di Amerika Serikat sebagai bukti lemahnya demokrasi Barat.
Sejumlah kekerasan sempat terjadi sesaat hendak mengesahkan Joe Biden sebagai pemenang Pemilihan Presiden Amerika.
Pada Rabu (6/1/2021) itu, pengesahan pemenangan Biden sempat tertunda akibat ada kerusuhan. Massa pendukung Donald Trump menyerang Gedung Capitol, di Washington.
Kericuhan yang gterjadi pada waktu itu, mendapat tanggapan dari berbagai pemimpin dunia. Salah satunya dari Iran.
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut, kerusuhan yang terjadi di Amerika itu telah mengungkap kelemahan demokrasi Barat.
Dia juga menilai Trump sebagai orang yang tidak sehat. Kita saksikan apa yang terjadi saat persaingan menjadi ekstrem, ujar Rouhani.
Menurutnya, apa yang semua saksikan saat terjadinya kerusuhan di Amerika menunjukkan betapa lemahnya dan rentannya demokrasi Barat.
Serta, kata Rouhani, itu menandai betapa lemahnya landasan dari Demokrasi Barat.
Pada saat kericuhan, sedang dilaksanakan sidang gabungan Kongres untuk mengesahkan kemenangan presiden terpilih Joe Biden.
Kongres sempat ditangguhkan akibat penyerbuan Gedung Capitol, tempat dilaksanakannya kongres.
Meski begitu, sidang pleno berhasil dilanjutkan. Pasangan Joe Biden dan Kamala Harris pun ditetapkan sebagai pasangan presiden dan wakil presiden AS mendatang.
Banyak pemimpin dunia menyerukan perdamaian. Dan berharap transisi kekuasaan di AS berjalan dengan tertib.
Banyak yang menilai, apa yang terjadi atau kerusuhan di Wasington pada waktu itu sebagai hal “mengerikan” dan merupakan “serangan terhadap demokrasi”.