INTERNASIONAL, Amerika Serikat, Sakata.id:- Amerika Serikat (AS) sudah dipusingkan dengan serangan siber asing yang diduga dilakukan hacker Cina. Preside AS Joe Biden beri ultimatum, bahwa pihaknya bisa benar-benar melakukan perang nyata dengan Cina.
Joe Biden beri ultimatum itu pada sebuah pidato, Kantor DONI atau Intelejen Nasional Amerika. Seperti dikutip Reuters. Biden menanggapi laporan intelejen yang menduga hacker Cina dan Rusia telah melakukan serangan ke beberapa perusahaan di AS.
Serangan siber itu tidak hanya merugikan keuangan, tetapi juga pasokan makanan dan bahan bakar. Seperti peretasan pada perusahan minya Colonial Pipeline yang berdampak pada 45% pasokan bahan bakar Jet terganggu di Amerika Serikat.
Joe Biden juga menilai Cina terlalu berambisi dengan memperlihatkan hegemoninya di dalam bidang militer dan ekonomi. Cina menurut biden ingin menuntaskan ambisinya menjadi terbaik di dunia dalam bidang ekonomi dan militer.
“Manuver Beijing sangat serius, untuk menjadikan ekonomi mereka paling menonjol di 2040-an, serta untuk menjadikan kekuatan militer mereka terkuat di dunia,” kata Biden.
Keamanan siber kata Biden menjadi fokus pemerintahannya. Dan serangan siber ini bisa saja membawa kepada perang nyata dengan penembakan kekuatan besar. “Ini sebuah konsekuensi dari pelanggaran dunia maya,” kata dia.
Hubungan AS – Cina Di Jalan Buntu
Wakil Menteri Luar Negeri Cina, Xieng Feng dalam siaran pers berbahasa Inggris telah memberi sinyal bahwa hubungan dua negera antara Cina dan AS menghadapi kesulitan yang amat serius dan jalan buntu.
Ini dipantik oleh beberapa orang Amerika Serikat memandang Cina sebagai musuh yang dibayangkan. Xieng Feng, meminta pemerintah AS merubah kebijakannya yang berbahaya itu. Serta meminta AS merubah pola pikir yang dinilai sudah salah arah.
Perang dingin sudah dimulai, dengan manuver Cina menarik perusahan-perusahannya yang melantai di bursa AS. Beberapa analis bahkan menilai, kondisi hubungan AS dan Cina hari ini berada pada titik terburuk.
Ditengah memanasnya AS – Cina, Reuters Rabu (28/7/2021) mengutip otiratas Cina mengundang Delegasi Taliban dalam sebuah pertemuan penting di Kota Tianjin Cina Utara.