Ragam, SAKATA.ID: Kecam kebrutalan polisi Nigeria, penyanyi seperti Rihanna, Beyonce, Nicki Minaj, dan yang lainnya pun ikut vokal menyuarakan apa yang terjadi. Ketegangan telah terjadi selama beberapa pekan ini di negara Nigeria. Kabar kebrutalan polisi tersebar hingga menyentil beberapa penyanyi kenamaan dunia.
Tentu ini bukanlah hal aneh, dengan banyaknya pengikut di sosial media, satu postingan ajakan untuk bertindak bisa menjadi satu gerakan yang nyata.
Beyonce Dukung Protes Kebrutalan Polisi Nigeria
14 jam sebelum tulisan ini dibuat atau tepatnya 20 Oktober waktu setempat, Beyonce memposting tulisan di akun instagramnya menyatakan kesedihan dan kekhawatirannya. Ia juga memberikan halaman websitenya untuk mengkoordinasi bantuan yang bisa diberikan.
“Aku patah hati melihat kebrutalan tak berperasaan yang terjadi di Nigeria. Harus ada akhir bagi SARS. Kami telah bekerja sama dengan organisasi kepemudaan untuk mendukung protes untuk perubahan. Kami berkolaborasi dengan koalisi-koalisi untuk menyediakan unit kesehatan darurat, makanan, dan penampungan. Untuk semua saudara Nigeria, kami bersamamu. Silakan kunjungi Beyonce.com untuk daftar organisasi untuk menunjukan dukunganmu,” tulisnya.
Menyusul, Rihanna Ekspresikan Kegusaranya
Tak lama kemudian, penyanyi asal Barbados yang sekarang beralih menjadi pebisnis Rihanna memposting instastory yang berisikan tulisan kegusaranya atas apa yang terjadi di Nigeria.
Rihanna: “Aku tak bisa melihat penyiksaan dan kebrutalan yang terus terjadi di negara-negara di planet ini! Ini merupakan pengkhianatan terhadap warganegara, orang yang diberi mandat untuk melindungi adalah yang paling ditakuti bisa membunuh! Hatiku hancur untuk saudara Nigeria!! Tak tahan untuk melihatnya! Aku bangga dengan kekuatanmu dan tak menghentikan perjuangan untuk hal yang benar #EndSARS,” jelasnya dalam instastory yang dibagikan di akun @badgalriri.
Penyanyi Lain Pun Ikut Mengecam Kekerasan Polisi Nigeria
Keke Palmer: “#EndSARS.”
Kanye West: “Aku bersama saudara-saudara di Nigeria untuk menghentikan kebrutalan polisi, pemerintah harus menjawab tangisan rakyatnya #EndPoliceBrutalityinNigeria”
Trey Songz: “Setelah melakukan riset kecil Aku ingin berbicara menentang apa yang sedang terjadi di Nigeria sekarang ini. Permohonan mereka untuk #EndSarsNow sangatlah nyata. Aku punya banyak rasa cinra untuk para fans Nigeria dan sangat menyakitkan mendengar apa yang sedang terjadi.”
Nicki Minaj: “Berdiri bersama dan berdoa untuk keberanian generasi muda Nigeria yang ada di garda depan dari kejahatan tak masuk akal ini. Suaramu terdengar. #EndSARS.”
Chance the Rapper: “Terjadi pembantaian di Lekki. Pasukan bersenjata membunuh anak-anak muda di Nigeria. Dunia harus terlibat #ENDSARS.”
Apa Pemicu Protes Terhadap Kebrutalan Polisi Ini?
Beberapa pekan ini orang-orang turun ke jalan untuk memprotes kebrutalan polisi setelah video anak muda tewas oleh polisi tersebar online, seperti dilansir BBC (11/10/20), semakin memicu ketegarangan di satuan unit polisi bersama Pasukan Khusus Anti Perampokan atau Special Anti-Robbery Squad (SARS). Pemerintah Nigeria mengumumkan satuan unit tersebut dibubarkan pada 11 Oktober, namun seruan untuk dibentuknya kembali terus berlanjut.
Kemarin, banyak laporan menyatakan bahwa beberapa orang tertembak oleh polisi pada protes di kota Lekki. BBC (21/10/20) melaporkan bahwa saksi-saksi dan aktivis hak asasi manusia Amnesty International menyatakan bahwa beberapa orang tewas dan terluka saat tentara melakukan serangan. Gubernur Lagos menyebut 25 orang terluka namun menyangkal ada yang lebih parah, seperti dilansir BBC.
Apa itu SARS dan kenapa kontroversi?
Lebih dari satu abad, SARS memimpin kasus kriminal serius di Nigeria — perampokan bersenjata, penculikan, penyerangan, dan pembunuhan. Namun perjalan satuan ini menjadi terkenal karena pelanggaran kekuasaan. Pemerintah berjanji untuk memeriksa unit satuan pada 2018 setelah kampanye media sosial berbulan-bulan dilakukan oleh aktivis Nigeria.
Mereka memprotes pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan. Pada Januari 2019, polisi mengumumkan untuk membentuk kembali unit ini. Namun kritik mengatakan kampanye #EndSARS telah menimbulkan sedikit perubahan. Grup aktivis hak asasi manusia Amnesty International merilis laporan mengejutkan pada Juni tahun ini di mana disebutkan bahwa ada 82 kasus kekerasan polisi di Nigeria dari 2017 hingga 2020.
“Tahanan SARS telah dihukum dengan berbagai siksaan termasuk penggantungan, eksekusi mock, pemukulan, peninjuan dan penendangan, pembakaran dengan rokok, waterboarding, penyesakan nafas dengan kantong plastik, memaksa tahanan untuk mengasumsikan posisi badan yang membuat depresi dan juga kejahatan asusila,” laporan mengatakan seperti dilansir CNN (21/10/20).
Apa pun yang terjadi, semoga cepat selesai dan tidak ada lagi korban yang jatuh.