Nasional, SAKATA.ID: Terjadi kecelakaan maut di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Jumat (21/1/2022). Peristiwa menewaskan 4 orang dan 30 luka berat.
Dalam video yang beredar, terlihat truk tronton menyeruduk sejumlah pengendara roda dua hingga roda empat yang memenuhi lajur kanan dan kiri.
Peristiwa nahas tersebut terjadi tepatnya di lampu merah turunan Simpang Rapak, Jalan Soekarno Hatta, sekitar pukul 06.15 Wita.
Peristiwa Kecelakaan di Balikpapan itu yang terekam kamera pengawas atau CCTV yang menunjukkan detik-detik bagaimana kejadian mengerikan itu terjadi.
Muncul pertanyaan, mengapa sopir truk yang bernama M Ali (47) tidak banting setir ke kiri mengarahkan kendaraannya ke taman?
Tapi truk malah terus berjalan lurus ke tempat kendaraan antre lampu merah. Sehingga truk bermuatan sekitar 20 ton itu menyeruduk sejumlah pengendara.
Menyebabkan Kecelakaan maut di Balikpapan. Dan viral di media sosial.
Padahal, terlihat jelas truk yang dikendarai tersangka M. Ali itu berada di lajur kiri. Dan di depannya pun, sebelah kiri, tampak lebih sedikit kendaraan.
Jika lebih ke kiri lagi, terlihat ada taman dan areanya yang cukup kosong. Namun tidak dilakukan oleh sopir truk untuk berbelok ke kiri.
Alih-alih truk tronton itu tetap melaju di lajur kiri. Justru berbelok ke kanan. Padahal di depannya banyak motor dan mobil yang sedang menunggu lampu merah.
Dari keterangan yang didapat polisi bahwa truk itu meluncur dan mengalami rem blong di turunan Simpang Rapak. Peristiwa nahas itu terjadi begitu cepat. Dalam hitungan detik.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutejo mengungkapkan, pihaknya menduga, sopir panik. Sehingga tidak bisa mengendalikan truknya untuk mengarah ke kiri.
“Ada faktor kepanikan. Turut berpengaruh di situ. Karena di video itu, kejadiannya, tidak sampai 10 detik,” ungkap dia dikutip detikcom pada Jumat (21/1/2022).
Menurut dia, kejadian yang begitu cepat membuat sopir tak sempat berpikir untuk membanting setir ke kiri, sebuah area kosong di tepi jalan. Hingga terjadi kecelakaan maut di Balikpapan itu.
Selain itu, beban dari muatan truk yang mencapai 20 ton serta kontur jalan yang menurun itu juga membuat truk sulit dikontrol.
Dia menegaskan, kondisi terdesak seperti itu, mungkin membuat manusia tidak dapat berpikir cerdas. “Itu kan hitungannya detik gitu,” ujar dia.
Kombes Yusuf juga mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan, kecelakaan itu didominasi karena faktor rem blong. Ditambah faktor geografis dari ruas jalan itu menurun.