REGIONAL, TASIKMALAYA: Memasuki libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, harga sayur mayur di sejumlah Pasar Tradisional, Kota Tasikmalaya, merangkak naik hingga dua kali lipat.
Kenaikan harga tersebut terjadi sejak dua pekan terakhir, diperkirakan kenaikan harga ini akan disusul pada kebutuhan rumah tangga lainnya.
Seperti halnya kenaikan harga terjadi di Pasar Cikubuk, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, komoditas sayur mayur sudah mengalami kenaikan.
Beberapa komoditas sayur mayur mengalami kenaikan di Pasar Cikurubuk ini diantaranya, cabe merah, cabe rawit, tomat dan mentimun.
Salah satu penjual sayur mayur Ai Hoeriyah (34) membenarkan hal tersebut, menurutnya, kenaikan harga sayuran sudah terjadi sejak dua pekan terakhir ini.
“Harga jenis sayur cabe rawit sebelumnya dipatok harga Rp.20 ribu rupiah/kg kini mencapai Rp.45 ribu rupiah/kg,” kata Ia kepada SAKATA.ID di Pasar Cikurubuk, Jum’at (25/12/2020).
Sama halnya dengan komoditas sayur mayur lainnya seperti, cabe merah dari harga awal Rp.35 ribu rupiah/kg kini memasuki libu panjang mencapai Rp.65 ribu rupiah/kgnya.
“Mentimun juga sama dari Rp.4 ribu/kg sekarang jadi Rp.9 ribu/kg. Untuk harga tomat juga sama ada kenaikan dari Rp.8 ribu/kg kini mencapai Rp.11 ribu/kgnya,” terang Ai.
Tidak hanya itu, semua komoditas sayuran mengalami lonjakan harga yang sangat fantastis yakni, cabe rawit jenis domba dari harga awal Rp.40 ribu/kg kini mencapai Rp.60 ribu/kg.
“Di penghujung tahun ini relatif semua harga mengalami kenaikan mencapai dua kali lipat dari harga normal. Termasuk sayur kol juga naik dari Rp.4 ribu/kg sekarang jadi Rp.8 ribu/kg,” imbuhnya.
Stok Sayur Mayur Terbatas
Pihaknya menjelaskan, kenaikan harga sayur mayur tidak hanya terjadi pada hari Natal dan Tahun Baru saja, melainkan stok sayur mayur sangat terbatas.
“Sekarang ini sudah musim penghujan, sehingga banyak tanaman sayuran rusak yang diakibatkan guyuran hujan,” jelasnya.
Ia mengaku, memasuki libur panjang saat ini kebutuhan akan komoditas terus mengalami peningkatan mendekati akhir tahun.
Kondisi ini membuat sejumlah pedagang mengeluh sepi pembeli. Pasalnya, dengan adanya kenaikan ini banyak pembeli yang mengurangi belanja sayur mayur.
“Seluruh pelanggan menurunkan pembeliannya secara beragam. Misalnya pelanggan yang biasa membeli cabai rawit dua kilogram menjadi satu kilogram,” ungkapnya.
Kenaikan harga sayur mayur dikeluhkan pedagang lainnya Evin (45) menuturkan, kenaikan harga saat ini, omset penjualan turun hingga 50 persen.
“Penurunan omset sekitar 50 persen, tadinya pembeli mau beli satu kilo, dikarenakan harga naik akhirnya membeli hanya setengah kilo saja, hal ini yang terjadi,” tuturnya.
Kenaikan harga saat ini, seluruh konsumen dengan terpaksa membeli kebutuhan sayur mayur. Mengingat sayuran merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi.
Nurjanah (34) salah satu Ibu Rumah Tangga mengakui, pembelian sayur mayur terpaksa dikurangi untuk meminimalisir pengeluaran.
“Setiap hari saja membeli sayuran untuk bumbu dapur di rumah. Setelah ada kenaikan terpaksa saya mengurangi pembelian untuk menghindari pengeluaran besar,” ucapnya.