Regional, CIANJUR: Masyarakat Kabupaten Cianjur di sejumlah kecamatan memilih untuk tidur di luar rumah, mereka khawatir ada gempa susulan.
Sebelumnya, pada Senin (21/11/2022) sekitar pukul 13.21 WIB., terjadi terjadi gempa bumi berkekuatan M 5,6 mengguncang Cianjur.
Gempa berpusat pada koordinat 6.84 LS, 107.05 BT atau tepatnya di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi pada kedalaman 11 km.
Guncangan gempa itu menimbulkan banyak korban jiwa dan benda. Pada pukul 21.00 WIB., dari call center BPBD Cianjur, korban yang meninggal dunia sebanyak 162 jiwa. Kemudian 326 Luka berat/ringan, 2.434 rumah rusak berat. 13,400-an pengungsi.
Gempa Cianjur tersebut merupakan gempa bumi tektonik yang terjadi di daratan.
Diperkirakan, gempa tektonik seperti itu berpotensi terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard). Yakni berupa retakan tanah, gerakan tanah, penurunan tanah, dan likuefaksi.
Dikutip dari detik pada Selasa (22/11/2022) warga yang tinggal di wilayah perkotaan Cianjur, yang mengalami dampak tidak terlalu parah memilih untuk tidur di pelataran rumah. Mereka menggelar karpet sebagai alas tidur.
Dalam sebuah foto yang tersebar dibmediabsosial juga tampak perempuan dan anak-anak juga terlelap tidur. Meskipun kondisi memprihatinkan.
Sementara itu, kaum pria memilih untuk berjaga dan mereka tidak tidur. Hal itu dilakukan supaya mereka bisa segera mengevakuasi keluarganya apabila terjadi gempa susulan dengan guncangan yang dasyat.
“Yang laki-lakinya memilih berjaga. Karena tidur juga khawatir ada gempa susulan. Istri dan anak tidur di luar rumah, karena takut tertimpa bangunan kalau terjadi gempa susulan,” ujar salah seorang warga Limbangan, Kecamatan Cianjur, Usep pada Selasa (22/11/2022).
Pemandangan serupa pun terlihat berada di tenda-tenda pengungsian di lokasi yang terdampak gempa paling parah. Salah satunya warga di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Tampak korban bencana tidur dengan kondisi saling berdempetan di tenda pengungsian, merwka juga khawatir dengan adanya gempa susulan.
Namun tidak sedikit juga pengungsi yang terjaga, sesekali mengecek kondisi bangunan di sekitarnya yang porak-poranda akibat gempa.
Di sisi lain, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengimbau warga untuk berada di luar rumah saat malam hari.
Meskipun ia berharap tidak ada gempa susulan dengan kekuatan yang besar dan memberikan dampak.