SAKATA.ID : Keberlangsungan koperasi pangan harus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat sekaligus mengantisipasi ancaman krisis pangan.
Hal ini diutarakan oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta.
Dikatakannya bahwa presiden ingin ke depan koperasi pangan lebih kuat.
Keberlangsungan koperasi pangan kata Teten merupakan salah satu dari instrument menjaga ketahanan pangan Indonesia.
BACA JUGA : Pantai Batukaras Diserang Ubur-Ubur, Hati-hati !
Untuk itu, pihaknya berharap lembaga ekonomi itu dapat ikut andil dalam menyejahterakan anggotanya yakni para pelaku usaha mikro kecil dan menengah, dengan prioritas di sektor pangan.
Komitmen Koperasi
Harus punya komitmen untuk membesarkan anggotanya, itu lah cita-cita koperasi yang bergerak di sektor pangan.
Diungkapkan Teten, Pemerintah Indonesia pernah diingatkan oleh FAO terkait ancaman krisis pangan dunia.
Untuk itu, ia berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahan dan tanah Indonesia yang subur itu, dengan menanam tanaman pangan.
Apalagi ke depan, dia menilai ada krisis pangan dalam jangka pendek. Hal tersebut sudah diingatkan oleh FAO bahwa dunia akan hadapi krisis pangan.
Menurutnya, setiap jengkal tanah harus dimanfaatkan oleh tanaman pangan.
Ia menilai bahwa di dalam jangka panjang, Indonesia harus menyiapkan koperasi pangan. Kondisi koperasinya harus kuat, melalui pembiayaan yang lebih murah dan ramah.
Serta koperasi yang mempunyai sistem persyaratannya tidak berbelit-belit.
Selain siapkan koperasi pangan yang kuat, dan yang sistem pembiayaannya juga lebih murah, lebih ramah, dan jangan berbelit-belit.
Teten juga mengatakan, kalau sektor pangan yang bisa dikembangkan diantaranya yang memiliki keunggulan. Tetapi Indonesia masih mengimpor. Misal, jagung dan padi.
Teten menyayangkan kalau kedua komoditas tersebut belum dimaksimalkan. Karena masih diimpor.
Pangan yang unggul misalnya padi dan jagung yang masih impor.
Selain itu, menurutnya, harus juga ada sentuhan ke sektor kelautan. Dimana Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah.
Seperti garam, rumput laut, dan semua jenis ikan. Kata Teten, semua berpotensi dikembangkan lantaran nilai ekspor yang terus tumbuh.
Namun sayangnya, kata dia, garam Indonesia masih impor. Indonesia juga perlu juga masuk ke sektor kelautan.
Pasalnya, Negeri Indonesia juga unggul di kelautan. Mulai rumput laut hingga jenis ikan. Dia melihat ekspor ikan masih tinggi.
Harus sudah mulai memikirkan hal tersebut. (S-02)*.