TRAVEL, Ciamis-Sakata.Id:- Kunjungan wisata di Ciamis terpantau turun pada musim lebaran tahun ini. Hal itu ditengarai dipengaruhi oleh adanya larangan mudik dan penerapan ketat persyaratan tempat wisata beroperasi di masa pandemi.
Kendati membolehkan buka, Dinas Pariwisata Ciamis tetap melakukan pemantaun ketat, untuk memastikan pengelola mentaati penerapan protokol kesehatan dan melakukan pembatasan kapasitas kunjungan wisata dibatasi tidak boleh lebih dari 50%.
Dari beberapa tempat kunjungan wisata di Ciamis tertinggi diduduki Situ Lengkong Panjalu. Dalam lima hari sejak 13 – 17 Mei 2021 jumlah kunjungan ke Situ Lengkong Panjalu mencapai 7.804 wisatawan.
Sebenarnya jumlah kunjungan wisata di Panjalu ini masih terbilang rendah jika dibandingkan dalam kondisi lebaran pada saat normal (sebelum pandami-red). Situ Lengkong Panjalu tidak hanya menyajikan panorama alam, tetapi juga menjadi tujuan berziarah.
Di tengah Situ Lengkong tedapat pulau kecil yang disebut Nusa Gede, luasnya sekitar 67,2 hektar. Pulaui itu menjadi pusat leluhur Desa Panjalu, di sana ada makam penyebar agama Islam bahkan diyakini berkaitan dengan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.
Ada banyak perahu di tepi Situ. Perahu itu bisa digunakan sekadar keliling Situ Lengkong sambil menikmati panoramanya, juga bisa digunakan peziarah untuk menyebrang ke Nusa Gede. Fasilitas itu pula menjadi salah satu daya tarik dan sebab Situ Lengkong menduduki peringkat pertama pada data kunjungan wisata di Ciamis.
Larangan Mudik Berdampak Pada Kunjungan ke Karangkamulyan
Kunjungan wisata di Ciamis merosot tajam di Obyek Wisata Budaya Karangkamulyaan Kecamatan Cijeungjing. Sebenanya lokasi situs budaya Karangkamulyan terbilang strategis karena berada di pinggir Jalan Nasional penghubung Jawa Barat – Jawa Tengah, obyek wisata ini memiliki rest area atau tempat peristirahatan pengguna jalan..
Pada musim lebaran rest area Karangkamulyan, menjadi tempat paforit para pemudik yang melakukan perjalanan untuk beristirahat. Mereka yang beristirahat terdorong rasa ingin tahu askhirnya masuk ke lokasi wisata budaya yang ada di hutan Karangkamulyan.
Namun sayang, larangan mudik membuat rest area Karangkamulyan juga terdampak. Biasanya jumlah kunjungan yang masuk ke hutan sebagai lokasi situs budaya dan bersejarah, pada muim lebaran selalu mengalami peningkatan tajam.
Musim lebaran Idul Fitri 1442 ini, kunjungan ke Obyek Wisata Budaya Karangkamulyan dalam dua hari pada tanggal 14-15 Mei tercatat hanya sekitar 300 orang atau rata-rata perhari 150 orang.
Diluar yang dikelola pemerintah, ada juga tempat wisata di Ciamis yang dikelola desa dan swasta. Tidak ada larangan bagi tempat-tempat wisata tersebut untuk beroperasi. Hanya, pemerintah mewanti-wanti dalam penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kapasitas pengunjung.
Dinas Pariwisata Memantau Ketat, Kunjungan Wisata Terkendali
Sekretaris Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia mengatakan, pihaknya melakukan pemantaun ketat pada pengoprasian tempat wisata di masa pandemi, sesuai anjuran pemerintah pusat.
Dengan memperketat pemantauan, kunjungan wisata di Ciamis bisa terkendali, sehingga tidak ada upaya penutupan paksa seperti Ciwidey dan Pangandaran. Pihaknya juga meminta beberapa tempat wisata di Ciamis yang dikelola swasta dan desa untuk melaporkan data pengunjung.
“Yang berkunjung ada, tetapi pasti jumlahnya berubah. Karena ada aturan pembatasan kapasitas untuk mencegah penyebaran Covid-19. Data keseluruhan masih menunggu laporan dari masing-masing pengelola, terutama yang swasta dan yang dikelola oleh desa,” kata Budi.
Budi juga selalu berkoordinasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di masing-masing daerah, agar tetap mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah. Keselamatan pengunjung dari penyebaran virus Covid-19 lebih utama ketimbang target peningkatan kunjungan.
“Semoga pandemi ini bisa segera terlewati, sehingga seluruh tempat wisata yang ada di Ciamis bisa berjalan normal kembali dan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Ciamis,” kata Budi.*