SAKATA.ID : Sengketa Laut Cina Selatan sudah bergulir sejak era 90-an. Hingga sekarang masih berlangsung.
Banyak pakar mengatakan bahwa Laut Cina Selatan yang memiliki luas sekitar tiga juta kilometer per segi itu merupakan perairan yang rawan konflik.
Negara Cina atau Tiongkok telah mengklaim bahwa hampir seluruh bagian perairan itu adalah miliknya.
Klaim Sepihak
Klaim sepihak itu berdasar pada garis putus (nine-dashed line), di dalam peta yang mereka punya, dibuat pada 1940-an.
Klaim sepihak oleh Tiongkok membuat banyak negara Asia Tenggara yang berada di sekitar perairan itu berang.
BACA JUGA : Kota Tasik Terendam Air Laut, Jarak ke Pantai Cipatujah 50 KM
Negara-negara yang mengelilingi Laut Cina Selatan ini adalah negara yang masuk di Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yaitu, Malaysia, Vietnam, Filipina, Brunei Darrusalam, Taiwan.
Dan negara yang bukan merupakan bagian dari ASEAN, Tiongkok.
Setidaknya, mereka semua merasa sama-sama mengklaim telah memiliki Laut Cina Selatan.
Putusan Pengadilan Arbitrase
Pada Juli 2016 lalu, Pengadilan Arbitrase Internasional (PCA) telah mengeluarkan putusan terkait perairan itu.
Dan menyatakan bahwa klaim Tiongkok pada Laut Cina selatan tidak ada dasar yang jelas.
BACA JUGA : Google Maps Peta Palestina Hilang yang Ada Israel
Namun Tiongkok tetap saja ingin berkuasa di Laut Cina Selatan.
Sampai sekarang, situasi di Laut Cina Selatan (LCS) makin memanas. Amerika mencoba mencegah penguasaan LCS secara sepihak oleh Tiongkok.
AS Terlibat
Dilansir dari beberapa media online, bahwa Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper, AS tidak akan tinggal diam.
Pihaknya mengaku bahwa akan mengandalkan sekutu-sekutunya di Asia. Seperti negara Jepang dan India. Dan bahkan mengikutsertakan Australia.
Hal itu untuk membantu mengendalikan Cina atas penguasaan LCS. Menurut AS, Indo-Pasifik di Asia jangan diganggu karena perairan itu bebas dan terbuka.
BACA JUGA : India Tambah Armada Tempur buat Serang Tiingkok
Cina dinilai semakin agresif di perairan Indo-Pasifik, terutama di LCS. Mereka menerjunkan kapal penangkap ikan dan kapal perangnya untuk berpatroli di LCS.
Cina semakin mempertegas klaimnya, bahwa 90 persen Laut Cina Selatan adalah miliknya.
AS menganggap bahwa Tiongkok sudah mengganggu sekutunya yang berada di kawasan LCS.
Cina Dituduh Merampas
Serta, Beijing dituduh AS telah merampas hak-hak negara di sekitar LCS dengan mengklaim secara sepihak atas LCS dan kekayaan yang terkandung di dalamnya.
AS Latihan Perang
Saat ini, AS sudah melaksanakan latihan perang bersama Australia dan Jepang di LCS, tepatnya di dekat perairan Filipina. Kapal Induk USS Ronald Reagen dan armada perang lainnya diterjunkan AS.
Selain itu, AS juga menggelar latihan perang bersama India di Samudera Hindia. Kapal Induk USS Nimitz bersama angkatan laut India diterjunkan.
Mereka melakukan latihan pertahanan udara dan komunikasi di Samudera Hindia.
BACA JUGA : Empat Negara yang Menguasai 62 Persen Kekayaan Dunia
Esper menegaskan, selain dengan India dan Jepang, AS juga mempunyai kemitraan strategis serta kerja sama militer terkait keamanan maritim dengan Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Vietnam.
Namun sayangnya, Filipina yang batas lautnya di LCS telah diklaim Tiongkok, sudah menyatakan menyerah jika harus berperang dengan Tiongkok.