SOSOK, Sakata.id:- Mouly Surya sutradara film terbaru Indonesia berjudul “Perang Kota” mendapat sokongan pembiayaan dari empat negara, yakni Singapura, Belanda, Norwegia dan Filipina.
Ini kali pertama Film Indonesia mendapat dukungan pembiayaan dari luar negeri. Lewat sentuhan sutradara Mouly Surya tahun lalu Fil Perang Kota mengikuti Locarno Open Doors yang digelar secara virtual. Film ini kemudian mendapat Sorfond Award dan menjadi tiket mengikuti Sorfond Pitching Forum 2020.
Pada rilis resmi Cinesurya Rabu (26/5/2021) produser Cinesurya Rama Adi mengatakan, setelah Sorfond Pitching kemudian rumah produksi bersepakat untuk kerjasama Co-Produksi bersama Produser DUOFilm yakni Linda Bolstand Stronen dan Lill Hogtun.
Daftar Penyuport Pembiayaan “Perang Kot”
Co-produksi Internasional Sorfond yang dikelola the Norwegian Film Sintitute dan Films From the South Festival (Oslo Festival Agency) juga memberikan support pembiayaan.
Sokogan juga datang dari Filipina dukungan pembiayaan dari ASEAN Co-Production Fund (ACOF), dari Film Development Council of the Philippines dan Film Philippines.
Dari Belanda The The NFF+HBF Co-Production Scheme dari Netherland Film Fund dan the Hubert Bals Fund, turut menyokong.
Singapura tidak ketinggalan, ASEAN Co-Production Fund (ACOF), dari Film Development Council of the Philippines dan Film Philippines, juga memberikan dukungan pembiayaan.
“Perang Kota” menggambarkan Perang Dunia II dari perspektif non-Barat, sebuah film perang yang epik. Bahkan Sorfond meyakini dengan cara Mouly bercerita melalui pendekatan visual yang kuat memiliki semua yang diperlukan, dan akan membuat penasaran penoton dunia.
“Kami sangat senang bisa bekerjasama dengan Mouly dan timnya, ” kata Ingrid Lill Hogtun dari DUOFilm.
Memperkuat ekspresi budaya dan mempromosikan keragaman integritas artistik dan memperkuat kebebasan berbicar di negara berkembang, menjadi salah satu alasan kenapa Sorfond membantu memperkuat produksi film.
Mouly Sutradara Terunik Asia Tenggara
Mouly sangat senang dirinya mejadi bagian penting dalam sejarah perfilman Indonesia. Dia berterimakasih kepada seluruh penyokong yang memberikan suport pembiayaan yang memungkinkan co-Produksi terjadi.
Sementara Bianca Balbuena seorang co-Produser menilai Mouly adalah seorang sutradara terktuat dan terunik di perfilman Asia Tenggara.
Diceritakan dalam Film “Perang Kota”, seorang Isa guru sekolah di Jakarta menjadi pahlawan perang impoten. Dai inginn mencapai kembali kejayaan lamanya.
Dia memiliki misi meledakan sebuah bioskop membunuh salah seorang jendral Belanda, itu dia lakukan demi sejumlah uang. Sementara Belanda berkolaborasi dengan Inggris untuk menjajah kembali Inodnesia setelah Perang Dunia II.
Film ini menggambarkan perjuangan postkolinial dan lahirnya bangsa indonesia modern. Sebuah cerita yang kuat yang menggambarkan masyakarat yang dilemparkan ke dalam kekacauan dan kebingunan kolektif. Mengaburkan garis antara benar dan salah. Kawan dan Lawan.