Regional, Tasikmalaya: Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kota Tasikmalaya, Murjani tidak menampik bahwa banyak perbukitan rusak yang diakibatkan dari aktivitas penambangan galian C.
Dan mengenai kerusakan lingkungan tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap resapan air ketika musim penghujan dan kurangnya sumber air bersih di lingkungan masyarakat.
“Selama ini saya banyak turun ke lapangan dan memang beberapa bukit sudah habis. Sehingga kerusakan tersebut sangat berpengaruh terhadap resapan air,” ungkap Murjani, Kamis (15/7/2021).
Ketika kemarau tiba, lanjutnya, banyak masyarakat yang mengeluhkan mengenai kekurangan mendapatkan air bersih untuk keperluan mereka.
“Dan banyak dari masyarakat tersebut yang meminta terhadap saya sebagai wakil mereka untuk meminta dikirim air bersih dan langsung saya kirim dengan beberapa truck tanky, berarti epeknya jelas perbukitan hilang, serapan air dan air bersih menjadi sulit,” tegasnya.
Murjani pun mengusulkan kepada Pemkot Tasikmalaya untuk membeli bukit-bukit yang ada bila keuangannya memungkinkan.
“Nanti saat rapat banggar akan saya lihat kemampuan keuangan daerah. Jadi saya setuju, pertama pembelian Gunung (Bukit) dijadikan lahan hijau dan eks galian C harus segera ditanami menjadi ruang hijau,” tegasnya.
Dia berjanji akan usul dan membahas mengenai pembelian bukit di rapat Banggar TW 4 dan penetapan APBD tahun 2022.
“Kalau kemampuan keuangan daerah ada, maka saya akan coba bahas dengan teman-teman di banggar untuk dianggarkan pembelian gunung-gunung (bukit) tersebut dan keuangan tidak tersedot oleh BTT penanganan Covid 19,” ujarnya.
Pemkot Tasikmalaya Membutuhkan Anggaran Keuangan
Murjani mengatakan Pemkot Tasikmalaya saat ini membutuhkan anggaran keuangan yang begitu banyak diantaranya dalam persiapan dana cadangan pemilu 2024 dan tidak mungkin dianggarkan dalam setahun.
“Dan mengenai hal lingkungan hidup, memang perlu penataan karena dengan lingkungan hijau maka terkait oksigen akan mendapatkan yang sehat,” tuturnya.
Dia melanjutkan semua pihak harus komprehensip dalam pengelolaan Kota Tasikmalaya termasuk diantaranya lingkungan hidup harus hijau dan terjaga keasliannya supaya lebih banyak manfaatnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai Kota Tasikmalaya apakah sudah memiliki hutan Kota, Murjani menjawab bahwa hal itu juga sedang dipikirkannya.
“Nah itu yang saya pikirkan juga, kita selain mengandalkan hutan kota di wilayah urug yang masih cukup luas, namun hanya banyak dirasakan di (Kecamatan) Kawalu dan mangkubumi sebagian,” jelasnya.
Sementara, kata Murjani, Kecamatan lainnya tetap gersang, maka dengan demikian perlu adanya hutan kota juga.”Maka dengan pembelian gunung seperti di Kecamatan Bungursari merupakan bagian dari solusi,” tegasnya.
Penambangan Galian C Berakibat Kerusakan Lingkungan
Berita sebelumnya, Penambangan galian C di wilayah Kecamatan Mangkubumi, Indihiang dan Bungursari berakibat kelestarian lingkungan menjadi rusak. Dengan hal tersebut Pemerintah Kota Tasikmalaya diharapkan bisa menata kembali lahan tersebut menjadi ruang hijau.
Hal itu disampaikan Ketua Pemuda Tani Kota Tasikmalaya, Taufiq Rohman, Kamis (25/7/2021). Menurutnya kelestarian lingkungan harus menjadi tanggung jawab bersama khususnya para pemangku kebijakan.
Selain itu, Pemerintah sudah sepantasnya mengimplementasikan kebijakan serta program pembangunannya yang tidak merusak terhadap lingkungan hijau sehingga serapan dan sumber mata air di Kota Tasikmalaya selalu terjaga.
“Walaupun untuk galian C diambil alih Pemprov Jabar, Pemkot Tasikmalaya semestinya berupaya sebagai penerima kebijakan yang melahirkan lingkungan menjadi rusak untuk berkoordinasi dan melahirkan solusi atas kerusakan lahan hijau,” ungkapnya.
Dia menilai pihak Pemkot Tasikmalaya tidak serius dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang rusak dan seperti tidak melakukan upaya dalam mengendalikan rusaknya ratusan perbukitan.
“Rusaknya lingkungan, ini masalah serius, ratusan bukit di Kota Tasikmalaya telah hilang, resapan air dan sumber mata air juga ikut menghilang, Wali Kota Tasikmalaya apa tidak sakit hati lingkungan hijaunya rusak,” tuturnya.