Nasional, SAKATA.ID: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengangguran terbanyak di Indonesia kebanyakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK.
Adapun jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 5,83 persen dari usia penduduk kerja.
Data yang dirilis BPS pada Jumat (5/5/2023) ini merupakan hasil riset per akhir Februari 2023. Diungkap bahwa jumlah pengangguran terbanyak dari lulusan SMK.
Dipaparkan, jumlah yang saat ini dirilis turun signifikan apabila dibandingkan data Februari 2022 yang sebesar 10,38 persen dan 2021 sebesar 11,45 persen.
Kemudian, data pengangguran kedua tertinggi berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Besarannya mencapai 7,69 persen.
Angka ini pun cukup tinggi. Namun jumlah ity juga turun jika dibandingkan pada Februari 2022 dan 2021. Masing-masing besarannya 8,35 persen dan 8,55 persen.
Lalu, untuk pengangguran lulusan Diploma I/II/III penyumbang ketiga. BPS mencatat, sebanyak 5,91 persen, dan lulusan Diploma IV, S1, S2, S3 sebanyak 5,52 persen.
Sementara untuk tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) BPS mengungkap sebanyak 5,41 persen.
Adapun, data pengangguran yang paling rendah yakni tamatan sekolah dasar (SD) ke bawah. Besarannya mencapai 3,02 persen.
Dalam rilisnya BPS menjelaskan, hal tersebut dikarenakan, penduduk usia kerja memang terbanyak dari jenjang pendidikan tersebut.
Hanya saja, untuk keseluruhan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia berdasarkan semua kategori pendidikan mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
Apabila dibandingkan Februari 2022, penurunan terbesar ada pada kategori pendidikan SMK yakni sebesar 0,78 persen.
2022, Jawa Barat Penyumbang Pengangguran Terbanyak di Indonesia
Pengangguran menjadi salah satu masalah utama di berbagai negara termasuk untuk Indonesia. Persoalan ini dapat berdampak pada stabilitas sosial hingga ekonomi.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengangguran adalah keadaan menganggur. Atau diartikan pula tidak melakukan apa-apa atau pun tidak bekerja.
Masalah pengangguran ini dikaitkan dengan terbatasnya lapangan pekerjaan serta mutu pendidikan.
BPS mencatat bahwa pengangguran Indonesia pada Agustus 2022 menembus 8,42 juta orang. Adapun, provinsi penyumbang pengangguran terbanyak adalah Jawa Barat (Jabar).
Saat itu, BPS melaporkan pengangguran Jawa Barat sebesar 8,31 persen. Lalu yang kedua Kepulauan Riau 8,23 persen. Adapun yang ketiga adalah Banten 8,09 persen, DKI Jakarta 7,18 persen, dan Maluku sebesar 6,88 persen.